Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Haru Dan Aku : Corat-Coret Sang Reader


Waahh nggak kerasa ya Penerbit Haru ulang tahun yang kedua. 
Chukkae yaa, semoga untuk kedepannya makin banyak koleksi novel-novel kece lainnya ya ^^

Selama ini yang kutahu Penerbit Haru adalah salah satu penerbit novel-novel remaja baik novel terjemahan maupun novel indonesia yang berlatar belakang asia. 
Novel terjemahan favoritku yaitu So I Married The Anti Fans karya Kim Eun Jeong yang ceritanya menurutku cukup unik dan ringan. 
Novel Indonesia seperti Ojou juga cukup menarik karena keunikan karakter dari masing-masing cast. Cara penulisan penerjemahnyapun mudah dimengerti dan tidak terlalu banyak bahasa yang terlalu kekorea-koreaan. 
Hanya kata-kata tertentu yang tetap menggunakan bahasa korea seperti nama tempat, makanan, panggilan kakak dsb. Jujur saya kurang suka terhadap novel dengan gaya bahasa yang banyak menggunakan kosakata korea seperti misalnya ada cast yang bertanya “ini apa” tetapi sipenulis menuliskan dengan “ige mwoya” walaupun artinya tertera pada footnote, tetapi menurut saya kurang pas karena dalam percakapan para cast tidak sedang mempelajari bahasa korea.


Untuk cover novel-novel Penerbit Haru saya suka, karena cukup menarik dengan disertai ilustrasi-ilustrasi yang unik dan lucu. Namun saya harap sesekali Penerbit Haru bisa membuat cover dengan gaya yang berbeda yang tidak melulu dengan ilustrasi kartun, mungkin sesekali bisa membuat cover dengan lebih simpel lagi dan lebih beda dari cover novel Penerbit Haru yang sebelumnya agar tidak terlalu monoton.


Sarannya mungkin untuk Penerbit Haru lebih diperbanyak diskon-diskon untuk pembelian novel-novelnya karena saya lihat lebih murah membeli di beberapa toko buku online ketimbang dari Penerbit Haru sendiri. Selaku produsennya mungkin diskon novel-novel dari penerbit Haru bisa lebih besar dari toko-toko buku online yang juga menjual novel-novel penerbit Haru.
Sekali lagi Selamat Ulang Tahun Penerbit Haru ^^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

I'm In Love With You Chapter 4

Chapter 4

Title                       : Im In Love With You

Rating                   : G

Lenght                  : Chaptered

Genre                   : Romance

Main Casts          : Choi Hye Ra (fiktif)
    Shin Ha Seok (fiktif)
    Lee Jung Shin
    Kang Min Hyuk.

Other Casts        : Kim Jong woon
                            Shin Eun Jin (fiktif)
                            Editor Shim Jae Won
                            Jung Ha Na

Disclaimer           : Dont jugde me by my ff ya xD, cerita ini hanya fiktif belaka, berasal dari pemikiran     absurd asli author. No Copas! Enjoy ^^
     
                                       ***



“Yak sudah sampaii” Jungshin melepas seatbelt dan menoleh kearah Hyera.

“hey yahh kita sudah sampai dirumahmu” ujar jungshin.

“aissh dia malah tertidur” Jungshin mendekatkan dirinya kesamping jok hyera.

“yaaah, kau tidak mau pulang, hyera-yah” Jungshin semakin mendekat, menatap wajah HyeRa yang sedang tertidur.

‘manis sekali anak ini, bahkan sedang tidurpun terlihat lucu’ Jungshin tersenyum masih menatap wajah Hyera. Ia mendekat, dan semakin mendekatkan wajahnya kearah Hyera.


                                                                                ***


‘manis sekali anak ini, bahkan sedang tidurpun terlihat lucu’ Jungshin tersenyum masih menatap wajah Hyera. Ia mendekat, dan semakin mendekatkan wajahnya kearah Hyera dan tiba-tiba Hyera membuka matanya.

“hei Yaaaah kau kau sedang apa” teriak Hyera

“aa...a..aku hanya, aku hanya.. ingin membangunkanmu saja, hei siapa yang suruh kau tidur, sudah sana masuk, aku mau juga kan mau pulang” bantah Jungshin malu.

“ah sudah sampai rumahku ya, yasudah aku masuk dulu, terimakasih sedah mengantarkanku pulang” Hyera membuka pintu mobil dan berniat untuk menutupnya namun ia buka pintunya.

“engg.... Jungshin-ah”

“Terimakasih untuk hari ini” ucap Hyera cepat seraya menutup mobil Jungshin.

Ia pun bergegas masuk kedalam rumahnya..

Didalam mobil, Jungshin hanya tersenyum dengan apa yang barusan terjadi.

“hei lee jung shin, memangnya kau tidak takut hah, jatuh cinta itu berbahaya” Jungshin berbicara pada dirinya sendiri.

“aaaahhhhh sudah sudah, bikin pusing saja” lanjutnya sambil mengacak-acak rambutnya.


                                                ***


Dirumah, Hyera tengah terhuyung-huyung menenteng tas punggungnya yang besar menuju ruang tengah. Nampak juga Haseok sedang merapikan barang-barang yang hendak ia bawa ke Busan.

“yaaah mengapa bawaanmu sebanyak itu? Kau kan tidak ikut pindah!” ujar HaSeok seraya memasukkan beberapa potong baju kedalam tasnya.

“yaahh kau tidak berniat untuk ikut pindah kan?” tanya HaSeok.

“tentu saja tidak, aku hanya menemanimu 1 minggu saja di Busan, aku kan juga rindu rumahku” jelas Hyera sambil meletakkan tas nya di kursi.

“kau gila? Pekerjaanmu nanti bagaimana? Lalu nanti jungshin bagaimana?” tanya HaSeok sambil menatap hyera bingung.

“bagaimana apanya? Majalah yang diproduksi kantorku kan terbit 1 minggu sekali, lagi pula aku sudah mencicil beberapa desain dan sudah kukirimkan ke editor Shim. Mengenai Jungshin, hmm.. hei lagi pula aku kan sudah izin cuti” Hyera berusaha mengalihkan pembicaraan.

“cih dasar kau, awas saja nanti kalu merindukannya” goda HaSeok sambil tertawa.

“cih lucu kau, harusnya aku yang bertanya, awas saja kau kalau merindukan Minhyuk hahaha” hyera membalas perkataan Ha Seok.

“eh ngomong-ngomong, kemana dia? Tumben pagi ini belum terlihat” ucap Hyera

 “Seok-ah, kau tidak memberitahukannya bahwa kau dan aku akan ke Busan hari ini?” tanya Hyera bingung.

“engg, sudak kok, entahlah kemana dia” jawab ha Seok kecewa.


“yayaya aku telat aku telat pabopabopaboyaaaa” teriak Minhyuk sambil berlari menuju rumah sewa Hyera&Haseok yang berjarak hanya 1 km.

“SSSSSEEEEEEOOOOOKKKKIIIIIEEEEE~~” Minhyuk tiba dirumah Haseok dan langsung membuka pintu rumah sambil berteriak memanggil nama Haseok. Terdengar keras hembusan nafas lelah minhyuk akibat berlari.

“Astaga Minhyuk kau mengagetkan- KYYYAAAAA” Hyera yang tengah terkejut mendengar teriakan Minhyuk kemudian berteriak sambil menutup waajahnya.

“yaahh paboyaa! Hyukkie liat dirimu, kau baru bangun tidur hah?” tanya Haseok dengan wajah bingung sembari menunjuk kearah MinHyuk yang hanya memakai kaus lengan buntung dengan bawahan celana boxer pendek sepaha bermotif doraemon. (sekseeehhh bok XD *ngebayangin*)

Minhyuk yang semula tidak menyadarinya langsung meraih taplak meja yang berada disampingnya dan menutupi celananya sambil tertawa malu.

“hehehe, aku bangun telat pagi ini dan aku langsung teringat bahwa pagi ini kau akan pergi ke Busan, maka dari itu aku langsung buru-buru kesini sambil berlari” jelas minHyuk sambil menggaruk-garuk kepalanya. Terlihat pipinya seketika memerah menahan malu.

“Iya kami sebentar lagi akan berangkat ke stasiun, kau mau ikut mengantar kami tidak? Jika iya, ganti pakaianmu dulu sanah, cepat ya, tidak usah mandi” ujar Haseok.

“Baiklah seokkie, aku ganti baju dulu, sebentar, kalian tunggu disini saja”. MinHyuk bergegas keluar dan kembali berlari menuju rumahnya.

“ckckck dasar mister pabo”. HaSeok menggelengkan kepalanya.

“pabo-pabo gitu ganteng loh”. Goda HyeRa.

“yaah apa-apaan kau, dia milikku tahu” Ha Seok mengendus kesal sambil mengerucutkan bibirnya.

“ciiyyeee sekarang sudah berani bilang dia milikku, ihiiwww”. Goda Hyera sambil tertawa. Haseok hanya bisa tersenyum malu mendengarnya.


                                                ***


(di stasiun)

“Jaga dirimu baik-baik Hyukkie, jangan lupa isi pulsaku nanti agar aku bisa menelponmu” Haseok menggoda MinHyuk dengan senyum manisnya.

“Ku juga, hiks, aku pasti akan merindukanmu, hiks, aku akan menelpon setiap saat Seokkie”

“yaah apa-apaan kau ini memalukan, jangan menangis ditempat umum seperti ini, sudah jangan menangis, aku tidak lama” Ujar Haseok sambil menghapus air matanya yang ikut keluar karena melihat MinHyuk menangis.

“hei kalian berdua sedang latihan drama hah? Sudahlah Minhyuk-ah kami pamit dulu ya, ayo”.

Hyera menggandeng tangan Haseok menuju kedlam gerbong kereta. Keduanya masuk dan duduk dinomor kursi sesuai yang tertera pada tiket.

“Kau ini, bisa-bisanya meminta pulsa pada MinHyuk, cih dasar, kau kan tahu minhyuk belum bekerja” ujar Hyera kesal.

“ani, sebenarnya tanpa diminta, ia juga akan tetap mengirimkanku pulsa, eh kau belum tahu ya? Minhyuk sebentar lagi akan bekerja, ia bilang ia mulai bekerja di kantor sepupunya” jelas haseok.

“Benarkah? Syukurlah”


                                                ***



“Opaaaa!”

“Seok-ah Hyera-yah, ah senang bisa melihat kalian datang secepat ini” sapa Jongwoon sambil memeluk Ha Seok dan Hye Ra.

“oppa, aku sudah bisa bekerja kan” tanya Ha Seok sambil menyenggol-nyenggol bahu Jong Woon.

“tentu saja hehehe” Jong Woon mengusap-usap rambut Ha Seok. “kau juga boleh kerja di Klinikku jika kau mau HyeRa” lanjutnya

“aniiy, aku sudah bekerja di Seoul, aku disini hanya 1 minggu saja....,  hey Ahjussi, aigoooooo akhirnya kau akan menikah juga, hei jangn lupa kenalkan calonmu pada kami”. Goda HyeRa.

“Ah iya uhmm.... seharunya sih dia sudah datang ke Klinik, hmm mungkin sebentar- ah itu sepertinya dia datang” JongWoon menunjuk sebuah mobil yang hendak parkir didepan Kliniknya. Nampak seorang gadis cantik bertubuh tinggi keluar dari mobil itu.

“omooo... neomu yeppoda oppa, aisshh pintar sekali kau mencari calon istri”. goda HaSeok sambil memukul pelan bahu Jong Woon.

Hyera kemudian menoleh keluar Klinik.

‘Huh, sepertinya wajahnya tidak asing’ batinnya. Hyera masih mencoba mengingat-ingat wajah wanita itu.

‘Yaa, ahh aku ingat, dia, dia kan wanita yang kulihat di Cafe bersama Jungshin waktu itu’. pikir Hyera.

‘jadi.. dia calon istri ahjussi? Lalu apa sebenarnya hubungan gadis itu dengan jungshin?’. Hyera termenung memikirkan hal itu.

“Oh... annyeonghaseo”. sapa Eunjin seraya menunduk.

“Ahh Eun Jin-an, kau sudah datang, sini sini, aku memperkenalkan seseorang”. Jongwoon menarik pelan tangan gadisnya.

“Ini yang kuceritakan padamu kemarin, namanya Shin Ha Seok, hei ini calon oppa, cantik kan?” tanya Jongwoon kepada Ha Seok.

“hu’uh cantik, aku Ha Seok” sapa Haseok sambil mengulurkan tangannya.

“Aku Shin Eun Jin, senang mengenalmu” ujar Eunjin seraya menjabat tangan Haseok.

“Dan ini Choi Hye Ra”

“oh uhmm hai, Hye Ra” sapa Hyera sambil menjabat tangan Eun Jin.

“hai aku Eun Jin”

‘Eun Jin, hmm gadis ini apakah hanya sekedar teman Jung Shin? Rasanya aneh, karena di Cafe itu aku 
melihat matanya seperti habis menangis, ekspresi Jungshin juga serius ketika sedang bersamanya, ah apa yang kau pikirkan Hye Ra’. ucap Hyera dalam hati.




                                                                ***




Seusai mamarkir mobilnya, Jungshin berjalan setengah berlari memasuki gedung perkantoran tempatnya ia bekerja.  Kemacetan dijalanlah yang menyebabkan ia sedikit telat datang kekantor.

“Selamat pagi pak” beberapa karyawan meja receptionist  menyapanya.

“Pagi” jawabnya terburu-buru sambil memasuki ruang redaksi.

“heii, tumben sekali kau telat”. sapa Editor Shim yang tengah duduk dimejanya sambil mendengarkan musik. Bekerja di perusahaan media memang tidak terlalu kaku, namun bagi Jungshin, datang terlambat merupakan hal yang sangat ia hindari agar bisa menjadi contoh para karyawan lainnya.

“Ah ia jalanan Seoul pagi ini sangat ramai”. jawabnya. Tiba-tiba langkahnya terhenti tepat didepan meja kerja yang sedang brpenghuni. Diatas meja tersebut terpampang papan nama yang bertuliskan “Choi Hye Ra”.

‘huh... kemana dia? Apa dia datang terlambat juga’. batinnya. Kemudian melanjutkan langkahnya menuju meja kerjanya.

“Junghin-ssi”. Editor Shim berjalan menghampiri meja Jungshin.

“beberapa artikel sudah aku review, ini, bisa kau tolong kerjakan sisanya? Aku ingin mengerjakan sesuatu”. pinta Editor Shim sambil menyodorkan berkas-berkas kerjanya.

“Ah, uhmm okay, yang ini?” Jungshin memeriksa berkas itu.

“iya, terimakasih”


1 jam berlalu. Beberapa artikel pemberian Editor Shim sudah selesai Jungshin kerjakan. Ia berdiri dari kursinya, berjalan menuju meja dispenser dan menyeduh segelas kopi hangat. Membawa gelas itu lalu berjalan hendak kembali kemejanya.

‘uhm... sudah jam segini belum datang juga, apa dia tidak masuk?’. tanyanya dalam hati.

Ia berjalan kearah meja Jung Ha Na. Menanyakan keberadaan Hyera padanya.

“HaNa-yah, Hyera kemana?” tanya Jungshin sambil meyeruput kopinya.

“Tidak tahu, dia bilang ingin cuti tapi tidak bilang alasannya padaku” Jawab HaNa yang tengah sibuk mengetik.

“ooowh” Jungshin berjalan kembali kemejanya.

“Cuti? Untuk apa memangnya” batin Jungshin.




                                                                ***

“hei oppa, lihat, eonnie Eun Jin terampil sekali dalam hal merawat luka hewan” ujar Haesok sambil melempar senyum  kearah EunJin.

“apa eonnie terlihat seperti itu? Kau ini berlebihan, hehehe” tukas EunJin sambil tertawa kecil.


“aku serius, hei oppa, sepertinya kau tidak perlu mencari perawat lagi, nanti setelah menikah eonnie bisa menjadi assistant pribadi merangkap sebagai perawat, hehehe” puji HaSeok diselingi tawa.

“Aku setuju denganmu HaSeok-ah, eonnie terlihat penyabar jika sedang merawat hewan-hewan itu, tidak seperti kau Ha Seok-ah hahahah” sindir Hye Ra.

“Heeeiii memangnya dirimu penyabar” gerutu Ha Seok.

“Hei kalian, oppa senang melihat kalian sangat akrab, padahal baru 5 hari kalian disini, tapi nanti oppa dan eunjin akan semakin sibuk mengurus pernikahan kita, jadi mohon bantuannya ya” ucap Jong Woon.
“Tenang saja oppa, tapi aku minta kenaikan gaji ya’ canda Haseok.

“tenang, bonus dari oppa sudah ada untukmu, itu” Jongwoon menunjuk sebuah kotak kaca berisi anak 4 kura-kura.

“sebanyak inikah anak kura-kura ku, ini sih bukan bonus oppa, tapi nambah pekerjaan” Haseok cemberut sambul memandangi bayi kura-kura itu.

“Lebih tepatnya bonus tambah pekerjaan, hahaha” ucap Jongwoon menyebabkan semuanya tertawa.



                                                                                ***


Ditaman Klinik kecil milik Joong woon, Hyera menghampiri Eunjin yang sedang duduk memangku kucing yang sedang ia rawat.

“Hei kau rupanya” sapa Eunjin sembari melempar senyum.

Hyera membalas senyumnya dan duduk disampingnya.

“Eonnie, uhmm.. itu ada yang ingin ku tanyakan padamu” Hyera gugup.

“kenapa? Ada apa? Bilang saja” ujar Eunjin sambil menyisir bulu kucing tersebut.

“enggg, itu hmm.... sebenarnya hmm. Kau kenal Lee Jung Shin? Ah hm.. maksudku, aku pernah melihatmu di Cafe depan kantorku dan JungShin. Tapi.. hmmm aku melihatmu seperti habis menangis, sebenarnya apa hubungan kalian?” ujar Hyera berhati-hati.

“Ahh.. hmm... kau bekerja di kantor itu juuga ternyata?” 

“Hmm... iya, sejujurnya Jungshin mantan pacarku 6 bulan yang lalu, lebih tepatnya mantan selingkuhanku. Jong Woon oppa sudah tahu, bahkan memaafkanku ketika aku menceritakan sejujurnya. Aku berpacaran dengannya ketika aku masih berpacaran dengan Jong woon, semua ini karena keegoisanku, hanya karna hubunganku dengan jong woon sedang ada masalah, aku malah bermain cinta dengan Jungshin, padahal dia orang yang baik”.

“Namun sebelum ia jatuh cinta lebih dalam terhadapku, aku memutuskannya dan kembali pada Jong Woon sesuai dengan kata hatiku, aku telah sadar bahwa semua yang kulakukan salah...  dia membenciku, dia bahkan tak memberi kesempatan bagiku untuk memberi penjelasan. Tapi ketika aku menemuinya di Cafe itu, kurasa dia sudah tidak membenciku lagi, ku harap seperti itu. Aku menangis hanya karna luapan penyesalanku. Entahlah ia bersedia datang kepernikahanku atau tidak, kemarin aku juga sekalian mengundangnya.”

“Hei Hyera-ah kau dekat dengannya bukan” lanjut Eun Jin.

“Tolong ajak dia datang ya, aku ingin dia juga datang” ucap Eun jin pada HyeRa.

“Ah? hmm.... iya, eonnie, akan aku usahakan” jawab HyeRa.


                                                ***


“Yaah Ha Na-yah, memangnya HyeRa cuti berapa hari sih? Sudah 5 hari dia belum kerja juga? Dasar anak itu” Jungshin bertanya pada HaNa yang sedang membaca artikel.

“Entahlah sepertinya 1 minggu, hei kau ini kenapa? Belakangan ini selalu menanyakan Hyera, jangan bilang kau sedang galau dia tidak datang” canda HaNa.

 Jung HaNa rekan kerja JungShin yang sudah menikah 3 bulan yang lalu itu memang sudah akrab dengan Jungshin selama mereka bekerja, Tak sedikit permasalahan tentang kehidupan JungShin yang Ha Na ketahui.

“Cih galau? Bahasa apa itu? Hei Apa itu bahasa baru para ibu muda sepertimu? Hahaha tidak... aku hanya bingung dengan tugas-tuganya” ledek Jungshin.

“Aissh, jangan mengalihkan pembicaraan, lagi pula dia sudah mengirim tugasnya ke Editor Shim, yaaahh... aneh, tidak pernah kau menanyakan seperti ini rekan-rekan kerja yang tidak masuk, kecuali pada HyeRa seorang, apa itu kalau bukan galau namanya” celetuk HaNa sambil tersenyum meledek.

“Hei dasar ibu-ibu tukang gosip, sudah sana lanjutkan kerjamu” tukas Jungshin sambil berjalan kearah mejanya.

“Yasudah makanya jangan bertanya padaku, aku punya nomor telponnya jika kau mau kau bisa menanyakan langsung padanya”  ujar Hana sambil mengangkat ponselnya.

“tidak perlu”  ledek Jungshin.

‘Ah iya, kenapa tidak ku hubungi nomornya saja’ batinnya.

Jungshin pun segera berjalan keluar ruangan menuju taman belakang. Ia membuka kontak diponselnya dan mencari nama HyeRa.
“telpon, jangan, telpon, jangan, ah, tidak usah ah, ah tapi, yasudah telpon saja” Jungshin bertanya pada diri sendiri.


Tut...tut...tut..


“Halo”

“Hei kemana saja kau 5 hari ini hah, bagaiman dengan tugas-tugasmu”

“oh hmm aku.. heeiiii... aku kan sudah mengirimkan tugasku melalui email Editor Shim... aku hanya pulang ke Busan sebentar”

“sebentar ? kau bilang sebentar? 1 minggu sebentar?” ucap Jungshin.

“Hei kenapa kau ini? cih, tiba-tiba memarahiku, lagi pula 1 minggu kan waktu yang singkat” Hyera membela diri.

“Yaaa.. tapi.. kan...heiii kau kan bisa.. ahhh sudahlah, aku masuk kantor dulu” Jungshin memutus panggilannya

‘aisshh aku ini kenapa’ batin Jungsin.

“halo, halo” “cih orang ini aneh sekali” ucap Hyera kesal.

‘uhm tumben sekali menelponku hanya menanyakanku dimana’ Hyera bingung, namun tiba-tibanya senyumnya mulai mengembang.

‘ahh tapi aku senang sekali ditelpon, iiiiihhhh aahhh kenapa jadi pingin pulang gini :3’. ucap Hyera dalam hati tanpa tersadar kedua tangannya sudah dalam  memeluk pohon taman Klinik.

‘huh... cih dasar orang gila’. ucap Haseok dalam hati sambil tersenyum ketika melihat kelakuan HyeRa.


                                                ***


“Hati-hati dijalan ya” ucap Jongwoon.

“HyeRa yah jangan lupa tentang yang sudah kita bicarakan” Eunjin berbisik pada HyeRa.

“Yaahh, berikan salamku pada MinHyuk-ah~” pinta HaSeok manja.

“iya iya, kalian semua jaga diri juga ya, aku berangkat dulu” ujar Hyera seraya melambaikan tangannya.
Kereta yang Hyera tumpangi perlahan menjauh.

‘aaahh senangnya sabtu ini aku bisa beristirahat dirumah dengan tenang’ ucap Hyera dalam hati. Di dalam kerata menuju Seoul, Hyera mulai tertidur menikmati perjalanan.


                                                                ***



Waktu menunjukkan pukul 16.30

“Iya sampai disini saja pak, ini, terimakasih” ucap Hyera sambil memberi uang tarif taksi kepada supirnya.

Ia menggendong tasnya dan berjalan kearah rumahnya, namun langkahnya tiba-tiba terhenti. Ia melihat mobil yang tidak asing lagi baginya sedang terparkir didepan rumahnya. Seseorang didalamnya seperti sedang tertidur dengan posisi menelungkup, menghadap stir.

“JJ..Jungshin-ah” Hyera menghampiri mobil tersebut dan mengetuk-ketuk kaca mobil itu.

Jungshin yang mendengarnya tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Ia merapikan rambutnya kemudian keluar dari mobilnya.

“Sedang apa kau didepan rumahku? Sampai-sampai tertidur seperti itu, aaaahhh kau sedang menungguku pulang ya?” Goda Hyera sambil tersenyum manis.

“huh... uhmm... tidak.. kau ini... ehhh, ayo” Jungshin mengambil tas Hyera dan menaruhnya di jok belakang kemudian menarik tangan Hyera dan membawanya masuk kedalam mobil.

“yaaahh Jungshin-ah aku baru saja pulang, yahh kita mau kemana?” tanya Hyera bingung.

“Aku ingin makan gulali” jawab Jungshin sekenanya.

“Huh apa aku tidak salah dengar? Hahaha, uhh.. baiklah ayo, kita cari” Hyera memakai seatbeltnya.

“baiklah” ucap Jungshin sambil menjalankan mobilnya.



                                                                ***



Mobil Jungshin terparkir disebuah tempat. Sebuah tempat yang tidak terlalu ramai dikunjungi orang. Hanya ada para nelayan kecil yang terlihat sedang sibuk menyiapkan perahu untuk berlayar. Entah apa alasan mereka memilih petang sebagai waktu yang tepat untuk berlayar. Matahari terlihat seperti sedang bersiap-siap ditelan laut. Menyebabkan langit berubah menjadi jingga kemerahan.

Jungshin dan Hyera duduk diatas jembatan yang mengubungkan tepi pantai dengan laut. Merelakan ujung jari kaki-kaki mereka tersapu ombak kecil air laut. Menyaksikan matahari tenggelam sudah menjadi hobi baru Jungshin ketika libur kerja. Ia merasa dermaga ini tempat yang menyejukkan untuk menghilangkan penat, karena tak banyak orang yang berkunjung. Filosofi dermaga baginya seperti sebuah tempat dimana hatinya kelak akan berlabuh. Ia sadar bahwa sebelum berlabuh, hatinya harus melakukan pelayaran panjang melintasi berbagai macam rintangan yang terjadi pada lautan kehidupan. Bagaikan pelayaran para nelayan ini yang akan berlabuh ketika telah mendapatkan tujuannya.


“wah.... aku bahkan belum pernah menyaksikkan sunset seindah ini” ujar HyeRa kagum.

“ini tempat favoritku jika sedang ada waktu luang” ucap Jungshin tersenyum sambil memakan gulalinya.

“haaahhh” Hyera menarik nafas panjang dan menghembuskannya menikmati aroma laut biru.

“rasanya aku ingin berteriak” ucap Hyera sambil memandangi laut.

Jungshin tersenyum melihanya. “berteriaklah, aku sering berteriak jika aku sedang banyak masalah, memang tidak membantu, tapi cukup melegakan hati” ucap Jungshin.

“KYYYAAAAAA AAAAKUUUU LEELLLAAAAAAHHH” teriak Hyera.

“KAAU TAHUUU AKUUU HANYA TIDUR DIKERETAAAA, HAHAHAHA” Hyera berteriak sambil tertawa.

Jungshin yang melihatnya pun ikut tertawa.

“sini bersandarlah jika kau lelah” tawar Jungshin pada Hyera sembari membelakangi Hyera.

Hyera segera bersandar pada punggung Jungshin yang duduk membelakanginya. Mereka duduk saling membelakangi sambil menghabiskan gulali.

“Jungshin-ah, boleh aku bertanya?” Hyera tak mengubah posisi duduknya.

“eungg, tanya apa?” jawab Jungshin mengangguk.

“aku bertemu sesorang di Busan, dia wanita yang ku lihat di cafe  bersamamu waktu itu” ucap Hyera

“dia... hmm sebenarnya siapa?” tanya HyeRa.

“kau....  bertemu Eun Jin?” tanya Jungshin sambil mengubah posisi duduknya dan duduk di samping Hyera.

“Aku ke Busan bersama Haseok untuk menemui teman lamaku, dia akan segera menikah, dan aku diperkenalkannya pada wanita itu” jelas Hyera

“....” hening, tak ada jawaban dari Jungshin.

“sebenarnya selam 1 minggu disana, aku dan Haseok semakin akrab dengannya, bahkan aku bilang padanya bahwa aku pernah melihatnya di Cafe saat ia sedang bersamamu” ucap Hyera pandangannya masih menuju ke laut.

“Jungshin-ah, maaf...” ucap Hyera

“aku sudah tau semuanya, uhmm... Eun Jin menceritakannya padaku, 6 bulan berlalu seharusnya kau bisa memaafkannya” Hyera memandang Jungshin yang tertunduk melihat air laut.

“Entahlah, aku rasa aku  sudah memaafkannya, tapi...” ujar Jungshin.

“aku masih harus meyakinkah diriku bahwa aku benar-benar melupakan kenanganku bersamanya”. Lanjutnya. Pandangannya masih tetap tertunduk.

“3 bulan lagi ia akan menikah” Hyera memandangi langit yang semakin jingga.

“Kim Jong Woon...., temanku itu pria yang sangat baik, Eunjin sudah memantapkan hatinya. Ia sangat berharap kau mau memaafkannya. Ia bahkan berpesan padaku bahwa kau diharapkan datang kepernikahannya” ujar Hyera

“sebagai teman baik” lanjutnya.

Jung shin mengalihkan pandangannya menuju langit jingga, menarik nafas pelan dan menghembuskannya.
Ia hanya mengangguk sambil tersenyum pada Hyera.

‘entahlah.... aku hanya perlu waktu untuk belajar untuk memahami perasaanku, hati dan pikiran terkadang tidak sepakat, mungkin rasa itu belum sepenuhnya pudar sebelum akhirnya kau datang, HyeRa, apa aku takut jatuh cinta padamu? Bahkan aku tidak mengerti perasaanku’. batin Jungshin.

Matahari benar-benar telah tertelan oleh laut. Menghilangkan warna jingga langit sore. Jejaknya mengilang. Langit berubah menjadi gelap pekat. Lampu-lampu dermaga mulai menyala.

“Mau sampai kapan kau bersandar di punggungku seperti itu? Kalau mau tidur dirumah saja” ujar Jungshin pelan memecahkan keheningan diantara mereka.

“huh” Hyera kaget medengarnya.

“aku tidak tidur” ucap Hyera dengan mata terpejam.

“Ayo pulang saja” ajak Jungshin.

Hyera segera masuk kedalam mobil jungshin, raut wajahnya sangat lelah, dengan setengah terpejam ia segera duduk didalam mobil. Jungshin pun menjalankan mobilnya dan melesat menuju Seoul yang cukup memakan waktu hampir 2 jam. Hyera tertidur di sampingnya. Jungshin hanya tersenyum melihatnya. Tangan kanannya berusaha meraih seatbelt pada jok Hyera dan memasangkannya pada Hyera.



                                                                ***




Mobil Jungshin tiba didepan rumah Hyera. Ia mematikan mesin mobilnya. Matanya menatap wajah Hyera yang sedang tertidur, tangan kanannya mengusap lembut rambut Hyera. Jungshin tersenyum, kedudian ia mendekatkan wajahnya, dan semakin mendekat. Namun ia sgera memundurkan wajahnya lantaran Hyera tengah membuka matanya.

“yaahh kau mau membangunkanku ya?”. tanya Hyera dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka.

“Yaaah kita sudah sampai, cih tidur mulu” ucap Jungshin sedikit canggung.

Hyera kealuar dari mobil Jungshin dan begitu pula Jungshin.

“masuklah” ucap Jungshin.

“hu’uh” Hyera menggangguk “gomawo” lanjutnya sambil tersennyum kemudian berjalan perlahan.


Namun ia menghentikan langkahnya. Ia berbalik arah setengah berlari dan mendekati Jungshin. Mendekatkan wajahnya pada Jungshin dan mencium pipinya. 2 detik. Dengan cepat ia berbaik arah dan setengah berlari menuju rumahnya.

Jungshin termangu sesaat. Ia mengejar Hyera. Menarik bahunya dan membalikan tubuh Hyera. Bibirnya mengecup bibir Hyera dengan pelan dan lembut.

 Tidak lama bibir mereka terpaut, Hyera menjauhkan wajahnya dari wajah Jungshin. Ia membalikan tubuhnyadan segera memasuki rumahnya. Meninggalkan Jungshin yang masih termangu.
Hyera menutup pintu rumahnya dan terduduk di depan pintu. Airmatanya mulai jatuh.

‘saranghae’ batinnya.

Jungshin segera masuk kedalam mobilnya.

‘Ku harap aku segara mendapatkan tempat berlabuh’ batin Jungshin. Mobilnya berjalan meninggalkan rumah Hyera, melewati kegelapan malam.




                                                                ***



“Akhirnya hari ini tiba juga” ucap Ha Seok pada Hyera yang tengah bersiap menyaksikan upacara 
pernikahan Jong woon dan eunJin.

“Iya, ahjussi sudah menemukan pelabuhan cintanya” ucap Hyera tersenyum.

“Cihh, bahasamu itu benar-benar” timpal Haseok.

“ngomong-ngomong kenapa tidak datang bersama Jungshin?” tanya Haseok.

“Aku tidak ingin  memaksakannya, biarkan dia mengikuti kata hatinya saja” jawab Hyera.

“Aigooo, cantik sekali mempelai wanitanya” Minhyuk yang duduk disebelah Haseok segera berdiri ketika meliha EunJin datang bersama ayahnya.

Haseok dan Hyera ikut berdiri. Mereka menyaksikan upacara sakral mengikat janji 2 orang yang saling mencintai. Eunjin pun telah resmi menjadi istri Jong Woon. Hyera, Haseok dan Minhyuk menghampiri keduanya untuk memberikan selamat.

“eonnie, kau cantik sekali, selamat ya”. ucap Hyera tersenyum.

Eunjin tersenyum mendengar pujian Hyera “apa dia tidak datang?” tanya Eunjin.

“entahlah, aku sudah memberitahunya” jawab HyeRa.

“tidak apa, aku tidak memaksa, walau sejujurnya aku mengharapkan ia datang” ucap Eunjin tersenyum.

“Hey ayo, aku dan Jong Woon ingin melempar bunga, pokoknya salah satu dari kalian harus mendapatkannya ya” ujar Eunjin

“Seokkie~ aku akan menangkapnya untukmu” ujar MinHyuk yang disambut dengan tawa Hyera, Eunjin dan Jong Woon. Wajah Ha Seok memerah.


                                                                ***



‘apa aku telat?’

‘Yaahh sepertinya aku telat’ batin Jungshin sambil mencari pengantin di tengah rombongan tamu yang hadir. Namum pandangannya segera menangkap 2 orang pengantin yang berdiri diatas panggung kecil membelakangi para tamu-tamu muda. Jungshin mendekat kekerumunan tersebut namun tiba-tiba wajahnya tertimpa sesuatu.

“siapa? Siap yang dapat bunganya?”. Ujar Jong Woon.

EunJin termangu melihat Jungshin tampak memegang buket bunya yang ia lempar. 
Begitu pula dengan HyeRa, HaSeok dan MinHyuk. Para kerumunan segera membubarkan diri. Ada yang kecewa tidak dapat dan ada yang memberi selamat pada jungshin.
Eunjin dan Jong woon mendekatkan diri pada Jugshin.


“Selanjutnya kau ya yang akan menyusul kami” Jongwoon menepuk bahu Jungshin sambil tersenyum.

“ah hehehe, apa benar akan seperti itu? Ah iya semoga” jawab Jungshin.

“ngomong-ngomong, selamat ya! maaf aku telat, jalanan Seoul menuju Busan cukup padat” ucap Jungshin.

“tidak apa, yang penting kau sedah mau datang” “Kami tinggal dulu ya, ingin menyapa tamu yang lain” Eunjin tersenyum sambil berjalan meninggalkan Jungshin.

“Aigo aigo kau mencuri bunga kami, pokoknya, aku tunggu undanganmu” ucap Haseok terkekeh.

“Ayo Minhyuk-ah kita makan” Haseok dan Minhyuk meninggalkan Hyera dan Jungshin yang masih berdiri di depan mimbar pelaminan.

Jungshin berjalan menghampiri Hyera.

“kukira kau tidak datang” ucap Hyera.

Jungshin tersenyum pada Hyera “Aku hanya mengikuti kata hatiku” jawabnya.

“Bagaimana?” tanya Jungshin sambil memberikan bunga pada Hyera.

“apanya yang bagaimana?” tanya HyeRa heran.

“Eunjin dan bilang aku harus menyusulnya, jadi aku harus tanyakan dulu padamu, bagaimana?” Jungshin tersenyum pada Hyera sontak membuat wajah HyeRa memerah.

Jungshin meraih kedua tangan HyeRa. Dan mengecupnya pelan.

“Choi HyeRa”

“Maukah kau menjadi pelabuhan hatiku?” Tanya Jungshin serius.

Hyera menangis. Ia bahagia mendengarnya. Senyumnya mengembang menghiasi wajahnya.

“Saranghae” ungkap Hyera.

“Nado”

‘Hyera-yah, sepertinya aku sudah belajar mencintaimu’


                                                -END-


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

I'm In Love With You Chapter 4


Chapter 4

Title                       : Im In Love With You

Rating                   : G

Lenght                  : Chaptered

Genre                   : Romance

Main Casts          : Choi Hye Ra (fiktif)
    Shin Ha Seok (fiktif)
    Lee Jung Shin
    Kang Min Hyuk.

Other Casts        : Kim Jong woon
                            Shin Eun Jin (fiktif)
                            Editor Shim Jae Won
                            Jung Ha Na

Disclaimer           : Dont jugde me by my ff ya xD, cerita ini hanya fiktif belaka, berasal dari pemikiran     absurd asli author. No Copas! Enjoy ^^
     
                                       ***



“Yak sudah sampaii” Jungshin melepas seatbelt dan menoleh kearah Hyera.

“hey yahh kita sudah sampai dirumahmu” ujar jungshin.

“aissh dia malah tertidur” Jungshin mendekatkan dirinya kesamping jok hyera.

“yaaah, kau tidak mau pulang, hyera-yah” Jungshin semakin mendekat, menatap wajah HyeRa yang sedang tertidur.

‘manis sekali anak ini, bahkan sedang tidurpun terlihat lucu’ Jungshin tersenyum masih menatap wajah Hyera. Ia mendekat, dan semakin mendekatkan wajahnya kearah Hyera.


                                                                                ***


‘manis sekali anak ini, bahkan sedang tidurpun terlihat lucu’ Jungshin tersenyum masih menatap wajah Hyera. Ia mendekat, dan semakin mendekatkan wajahnya kearah Hyera dan tiba-tiba Hyera membuka matanya.

“hei Yaaaah kau kau sedang apa” teriak Hyera

“aa...a..aku hanya, aku hanya.. ingin membangunkanmu saja, hei siapa yang suruh kau tidur, sudah sana masuk, aku mau juga kan mau pulang” bantah Jungshin malu.

“ah sudah sampai rumahku ya, yasudah aku masuk dulu, terimakasih sedah mengantarkanku pulang” Hyera membuka pintu mobil dan berniat untuk menutupnya namun ia buka pintunya.

“engg.... Jungshin-ah”

“Terimakasih untuk hari ini” ucap Hyera cepat seraya menutup mobil Jungshin.

Ia pun bergegas masuk kedalam rumahnya..

Didalam mobil, Jungshin hanya tersenyum dengan apa yang barusan terjadi.

“hei lee jung shin, memangnya kau tidak takut hah, jatuh cinta itu berbahaya” Jungshin berbicara pada dirinya sendiri.

“aaaahhhhh sudah sudah, bikin pusing saja” lanjutnya sambil mengacak-acak rambutnya.


                                                ***


Dirumah, Hyera tengah terhuyung-huyung menenteng tas punggungnya yang besar menuju ruang tengah. Nampak juga Haseok sedang merapikan barang-barang yang hendak ia bawa ke Busan.

“yaaah mengapa bawaanmu sebanyak itu? Kau kan tidak ikut pindah!” ujar HaSeok seraya memasukkan beberapa potong baju kedalam tasnya.

“yaahh kau tidak berniat untuk ikut pindah kan?” tanya HaSeok.

“tentu saja tidak, aku hanya menemanimu 1 minggu saja di Busan, aku kan juga rindu rumahku” jelas Hyera sambil meletakkan tas nya di kursi.

“kau gila? Pekerjaanmu nanti bagaimana? Lalu nanti jungshin bagaimana?” tanya HaSeok sambil menatap hyera bingung.

“bagaimana apanya? Majalah yang diproduksi kantorku kan terbit 1 minggu sekali, lagi pula aku sudah mencicil beberapa desain dan sudah kukirimkan ke editor Shim. Mengenai Jungshin, hmm.. hei lagi pula aku kan sudah izin cuti” Hyera berusaha mengalihkan pembicaraan.

“cih dasar kau, awas saja nanti kalu merindukannya” goda HaSeok sambil tertawa.

“cih lucu kau, harusnya aku yang bertanya, awas saja kau kalau merindukan Minhyuk hahaha” hyera membalas perkataan Ha Seok.

“eh ngomong-ngomong, kemana dia? Tumben pagi ini belum terlihat” ucap Hyera

 “Seok-ah, kau tidak memberitahukannya bahwa kau dan aku akan ke Busan hari ini?” tanya Hyera bingung.

“engg, sudak kok, entahlah kemana dia” jawab ha Seok kecewa.


“yayaya aku telat aku telat pabopabopaboyaaaa” teriak Minhyuk sambil berlari menuju rumah sewa Hyera&Haseok yang berjarak hanya 1 km.

“SSSSSEEEEEEOOOOOKKKKIIIIIEEEEE~~” Minhyuk tiba dirumah Haseok dan langsung membuka pintu rumah sambil berteriak memanggil nama Haseok. Terdengar keras hembusan nafas lelah minhyuk akibat berlari.

“Astaga Minhyuk kau mengagetkan- KYYYAAAAA” Hyera yang tengah terkejut mendengar teriakan Minhyuk kemudian berteriak sambil menutup waajahnya.

“yaahh paboyaa! Hyukkie liat dirimu, kau baru bangun tidur hah?” tanya Haseok dengan wajah bingung sembari menunjuk kearah MinHyuk yang hanya memakai kaus lengan buntung dengan bawahan celana boxer pendek sepaha bermotif doraemon. (sekseeehhh bok XD *ngebayangin*)

Minhyuk yang semula tidak menyadarinya langsung meraih taplak meja yang berada disampingnya dan menutupi celananya sambil tertawa malu.

“hehehe, aku bangun telat pagi ini dan aku langsung teringat bahwa pagi ini kau akan pergi ke Busan, maka dari itu aku langsung buru-buru kesini sambil berlari” jelas minHyuk sambil menggaruk-garuk kepalanya. Terlihat pipinya seketika memerah menahan malu.

“Iya kami sebentar lagi akan berangkat ke stasiun, kau mau ikut mengantar kami tidak? Jika iya, ganti pakaianmu dulu sanah, cepat ya, tidak usah mandi” ujar Haseok.

“Baiklah seokkie, aku ganti baju dulu, sebentar, kalian tunggu disini saja”. MinHyuk bergegas keluar dan kembali berlari menuju rumahnya.

“ckckck dasar mister pabo”. HaSeok menggelengkan kepalanya.

“pabo-pabo gitu ganteng loh”. Goda HyeRa.

“yaah apa-apaan kau, dia milikku tahu” Ha Seok mengendus kesal sambil mengerucutkan bibirnya.

“ciiyyeee sekarang sudah berani bilang dia milikku, ihiiwww”. Goda Hyera sambil tertawa. Haseok hanya bisa tersenyum malu mendengarnya.


                                                ***


(di stasiun)

“Jaga dirimu baik-baik Hyukkie, jangan lupa isi pulsaku nanti agar aku bisa menelponmu” Haseok menggoda MinHyuk dengan senyum manisnya.

“Ku juga, hiks, aku pasti akan merindukanmu, hiks, aku akan menelpon setiap saat Seokkie”

“yaah apa-apaan kau ini memalukan, jangan menangis ditempat umum seperti ini, sudah jangan menangis, aku tidak lama” Ujar Haseok sambil menghapus air matanya yang ikut keluar karena melihat MinHyuk menangis.

“hei kalian berdua sedang latihan drama hah? Sudahlah Minhyuk-ah kami pamit dulu ya, ayo”.

Hyera menggandeng tangan Haseok menuju kedlam gerbong kereta. Keduanya masuk dan duduk dinomor kursi sesuai yang tertera pada tiket.

“Kau ini, bisa-bisanya meminta pulsa pada MinHyuk, cih dasar, kau kan tahu minhyuk belum bekerja” ujar Hyera kesal.

“ani, sebenarnya tanpa diminta, ia juga akan tetap mengirimkanku pulsa, eh kau belum tahu ya? Minhyuk sebentar lagi akan bekerja, ia bilang ia mulai bekerja di kantor sepupunya” jelas haseok.

“Benarkah? Syukurlah”


                                                ***



“Opaaaa!”

“Seok-ah Hyera-yah, ah senang bisa melihat kalian datang secepat ini” sapa Jongwoon sambil memeluk Ha Seok dan Hye Ra.

“oppa, aku sudah bisa bekerja kan” tanya Ha Seok sambil menyenggol-nyenggol bahu Jong Woon.

“tentu saja hehehe” Jong Woon mengusap-usap rambut Ha Seok. “kau juga boleh kerja di Klinikku jika kau mau HyeRa” lanjutnya

“aniiy, aku sudah bekerja di Seoul, aku disini hanya 1 minggu saja....,  hey Ahjussi, aigoooooo akhirnya kau akan menikah juga, hei jangn lupa kenalkan calonmu pada kami”. Goda HyeRa.

“Ah iya uhmm.... seharunya sih dia sudah datang ke Klinik, hmm mungkin sebentar- ah itu sepertinya dia datang” JongWoon menunjuk sebuah mobil yang hendak parkir didepan Kliniknya. Nampak seorang gadis cantik bertubuh tinggi keluar dari mobil itu.

“omooo... neomu yeppoda oppa, aisshh pintar sekali kau mencari calon istri”. goda HaSeok sambil memukul pelan bahu Jong Woon.

Hyera kemudian menoleh keluar Klinik.

‘Huh, sepertinya wajahnya tidak asing’ batinnya. Hyera masih mencoba mengingat-ingat wajah wanita itu.

‘Yaa, ahh aku ingat, dia, dia kan wanita yang kulihat di Cafe bersama Jungshin waktu itu’. pikir Hyera.

‘jadi.. dia calon istri ahjussi? Lalu apa sebenarnya hubungan gadis itu dengan jungshin?’. Hyera termenung memikirkan hal itu.

“Oh... annyeonghaseo”. sapa Eunjin seraya menunduk.

“Ahh Eun Jin-an, kau sudah datang, sini sini, aku memperkenalkan seseorang”. Jongwoon menarik pelan tangan gadisnya.

“Ini yang kuceritakan padamu kemarin, namanya Shin Ha Seok, hei ini calon oppa, cantik kan?” tanya Jongwoon kepada Ha Seok.

“hu’uh cantik, aku Ha Seok” sapa Haseok sambil mengulurkan tangannya.

“Aku Shin Eun Jin, senang mengenalmu” ujar Eunjin seraya menjabat tangan Haseok.

“Dan ini Choi Hye Ra”

“oh uhmm hai, Hye Ra” sapa Hyera sambil menjabat tangan Eun Jin.

“hai aku Eun Jin”

‘Eun Jin, hmm gadis ini apakah hanya sekedar teman Jung Shin? Rasanya aneh, karena di Cafe itu aku 
melihat matanya seperti habis menangis, ekspresi Jungshin juga serius ketika sedang bersamanya, ah apa yang kau pikirkan Hye Ra’. ucap Hyera dalam hati.




                                                                ***




Seusai mamarkir mobilnya, Jungshin berjalan setengah berlari memasuki gedung perkantoran tempatnya ia bekerja.  Kemacetan dijalanlah yang menyebabkan ia sedikit telat datang kekantor.

“Selamat pagi pak” beberapa karyawan meja receptionist  menyapanya.

“Pagi” jawabnya terburu-buru sambil memasuki ruang redaksi.

“heii, tumben sekali kau telat”. sapa Editor Shim yang tengah duduk dimejanya sambil mendengarkan musik. Bekerja di perusahaan media memang tidak terlalu kaku, namun bagi Jungshin, datang terlambat merupakan hal yang sangat ia hindari agar bisa menjadi contoh para karyawan lainnya.

“Ah ia jalanan Seoul pagi ini sangat ramai”. jawabnya. Tiba-tiba langkahnya terhenti tepat didepan meja kerja yang sedang brpenghuni. Diatas meja tersebut terpampang papan nama yang bertuliskan “Choi Hye Ra”.

‘huh... kemana dia? Apa dia datang terlambat juga’. batinnya. Kemudian melanjutkan langkahnya menuju meja kerjanya.

“Junghin-ssi”. Editor Shim berjalan menghampiri meja Jungshin.

“beberapa artikel sudah aku review, ini, bisa kau tolong kerjakan sisanya? Aku ingin mengerjakan sesuatu”. pinta Editor Shim sambil menyodorkan berkas-berkas kerjanya.

“Ah, uhmm okay, yang ini?” Jungshin memeriksa berkas itu.

“iya, terimakasih”


1 jam berlalu. Beberapa artikel pemberian Editor Shim sudah selesai Jungshin kerjakan. Ia berdiri dari kursinya, berjalan menuju meja dispenser dan menyeduh segelas kopi hangat. Membawa gelas itu lalu berjalan hendak kembali kemejanya.

‘uhm... sudah jam segini belum datang juga, apa dia tidak masuk?’. tanyanya dalam hati.

Ia berjalan kearah meja Jung Ha Na. Menanyakan keberadaan Hyera padanya.

“HaNa-yah, Hyera kemana?” tanya Jungshin sambil meyeruput kopinya.

“Tidak tahu, dia bilang ingin cuti tapi tidak bilang alasannya padaku” Jawab HaNa yang tengah sibuk mengetik.

“ooowh” Jungshin berjalan kembali kemejanya.

“Cuti? Untuk apa memangnya” batin Jungshin.




                                                                ***

“hei oppa, lihat, eonnie Eun Jin terampil sekali dalam hal merawat luka hewan” ujar Haesok sambil melempar senyum  kearah EunJin.

“apa eonnie terlihat seperti itu? Kau ini berlebihan, hehehe” tukas EunJin sambil tertawa kecil.


“aku serius, hei oppa, sepertinya kau tidak perlu mencari perawat lagi, nanti setelah menikah eonnie bisa menjadi assistant pribadi merangkap sebagai perawat, hehehe” puji HaSeok diselingi tawa.

“Aku setuju denganmu HaSeok-ah, eonnie terlihat penyabar jika sedang merawat hewan-hewan itu, tidak seperti kau Ha Seok-ah hahahah” sindir Hye Ra.

“Heeeiii memangnya dirimu penyabar” gerutu Ha Seok.

“Hei kalian, oppa senang melihat kalian sangat akrab, padahal baru 5 hari kalian disini, tapi nanti oppa dan eunjin akan semakin sibuk mengurus pernikahan kita, jadi mohon bantuannya ya” ucap Jong Woon.
“Tenang saja oppa, tapi aku minta kenaikan gaji ya’ canda Haseok.

“tenang, bonus dari oppa sudah ada untukmu, itu” Jongwoon menunjuk sebuah kotak kaca berisi anak 4 kura-kura.

“sebanyak inikah anak kura-kura ku, ini sih bukan bonus oppa, tapi nambah pekerjaan” Haseok cemberut sambul memandangi bayi kura-kura itu.

“Lebih tepatnya bonus tambah pekerjaan, hahaha” ucap Jongwoon menyebabkan semuanya tertawa.



                                                                                ***


Ditaman Klinik kecil milik Joong woon, Hyera menghampiri Eunjin yang sedang duduk memangku kucing yang sedang ia rawat.

“Hei kau rupanya” sapa Eunjin sembari melempar senyum.

Hyera membalas senyumnya dan duduk disampingnya.

“Eonnie, uhmm.. itu ada yang ingin ku tanyakan padamu” Hyera gugup.

“kenapa? Ada apa? Bilang saja” ujar Eunjin sambil menyisir bulu kucing tersebut.

“enggg, itu hmm.... sebenarnya hmm. Kau kenal Lee Jung Shin? Ah hm.. maksudku, aku pernah melihatmu di Cafe depan kantorku dan JungShin. Tapi.. hmmm aku melihatmu seperti habis menangis, sebenarnya apa hubungan kalian?” ujar Hyera berhati-hati.

“Ahh.. hmm... kau bekerja di kantor itu juuga ternyata?” 

“Hmm... iya, sejujurnya Jungshin mantan pacarku 6 bulan yang lalu, lebih tepatnya mantan selingkuhanku. Jong Woon oppa sudah tahu, bahkan memaafkanku ketika aku menceritakan sejujurnya. Aku berpacaran dengannya ketika aku masih berpacaran dengan Jong woon, semua ini karena keegoisanku, hanya karna hubunganku dengan jong woon sedang ada masalah, aku malah bermain cinta dengan Jungshin, padahal dia orang yang baik”.

“Namun sebelum ia jatuh cinta lebih dalam terhadapku, aku memutuskannya dan kembali pada Jong Woon sesuai dengan kata hatiku, aku telah sadar bahwa semua yang kulakukan salah...  dia membenciku, dia bahkan tak memberi kesempatan bagiku untuk memberi penjelasan. Tapi ketika aku menemuinya di Cafe itu, kurasa dia sudah tidak membenciku lagi, ku harap seperti itu. Aku menangis hanya karna luapan penyesalanku. Entahlah ia bersedia datang kepernikahanku atau tidak, kemarin aku juga sekalian mengundangnya.”

“Hei Hyera-ah kau dekat dengannya bukan” lanjut Eun Jin.

“Tolong ajak dia datang ya, aku ingin dia juga datang” ucap Eun jin pada HyeRa.

“Ah? hmm.... iya, eonnie, akan aku usahakan” jawab HyeRa.


                                                ***


“Yaah Ha Na-yah, memangnya HyeRa cuti berapa hari sih? Sudah 5 hari dia belum kerja juga? Dasar anak itu” Jungshin bertanya pada HaNa yang sedang membaca artikel.

“Entahlah sepertinya 1 minggu, hei kau ini kenapa? Belakangan ini selalu menanyakan Hyera, jangan bilang kau sedang galau dia tidak datang” canda HaNa.

 Jung HaNa rekan kerja JungShin yang sudah menikah 3 bulan yang lalu itu memang sudah akrab dengan Jungshin selama mereka bekerja, Tak sedikit permasalahan tentang kehidupan JungShin yang Ha Na ketahui.

“Cih galau? Bahasa apa itu? Hei Apa itu bahasa baru para ibu muda sepertimu? Hahaha tidak... aku hanya bingung dengan tugas-tuganya” ledek Jungshin.

“Aissh, jangan mengalihkan pembicaraan, lagi pula dia sudah mengirim tugasnya ke Editor Shim, yaaahh... aneh, tidak pernah kau menanyakan seperti ini rekan-rekan kerja yang tidak masuk, kecuali pada HyeRa seorang, apa itu kalau bukan galau namanya” celetuk HaNa sambil tersenyum meledek.

“Hei dasar ibu-ibu tukang gosip, sudah sana lanjutkan kerjamu” tukas Jungshin sambil berjalan kearah mejanya.

“Yasudah makanya jangan bertanya padaku, aku punya nomor telponnya jika kau mau kau bisa menanyakan langsung padanya”  ujar Hana sambil mengangkat ponselnya.

“tidak perlu”  ledek Jungshin.

‘Ah iya, kenapa tidak ku hubungi nomornya saja’ batinnya.

Jungshin pun segera berjalan keluar ruangan menuju taman belakang. Ia membuka kontak diponselnya dan mencari nama HyeRa.
“telpon, jangan, telpon, jangan, ah, tidak usah ah, ah tapi, yasudah telpon saja” Jungshin bertanya pada diri sendiri.


Tut...tut...tut..


“Halo”

“Hei kemana saja kau 5 hari ini hah, bagaiman dengan tugas-tugasmu”

“oh hmm aku.. heeiiii... aku kan sudah mengirimkan tugasku melalui email Editor Shim... aku hanya pulang ke Busan sebentar”

“sebentar ? kau bilang sebentar? 1 minggu sebentar?” ucap Jungshin.

“Hei kenapa kau ini? cih, tiba-tiba memarahiku, lagi pula 1 minggu kan waktu yang singkat” Hyera membela diri.

“Yaaa.. tapi.. kan...heiii kau kan bisa.. ahhh sudahlah, aku masuk kantor dulu” Jungshin memutus panggilannya

‘aisshh aku ini kenapa’ batin Jungsin.

“halo, halo” “cih orang ini aneh sekali” ucap Hyera kesal.

‘uhm tumben sekali menelponku hanya menanyakanku dimana’ Hyera bingung, namun tiba-tibanya senyumnya mulai mengembang.

‘ahh tapi aku senang sekali ditelpon, iiiiihhhh aahhh kenapa jadi pingin pulang gini :3’. ucap Hyera dalam hati tanpa tersadar kedua tangannya sudah dalam  memeluk pohon taman Klinik.

‘huh... cih dasar orang gila’. ucap Haseok dalam hati sambil tersenyum ketika melihat kelakuan HyeRa.


                                                ***


“Hati-hati dijalan ya” ucap Jongwoon.

“HyeRa yah jangan lupa tentang yang sudah kita bicarakan” Eunjin berbisik pada HyeRa.

“Yaahh, berikan salamku pada MinHyuk-ah~” pinta HaSeok manja.

“iya iya, kalian semua jaga diri juga ya, aku berangkat dulu” ujar Hyera seraya melambaikan tangannya.
Kereta yang Hyera tumpangi perlahan menjauh.

‘aaahh senangnya sabtu ini aku bisa beristirahat dirumah dengan tenang’ ucap Hyera dalam hati. Di dalam kerata menuju Seoul, Hyera mulai tertidur menikmati perjalanan.


                                                                ***



Waktu menunjukkan pukul 16.30

“Iya sampai disini saja pak, ini, terimakasih” ucap Hyera sambil memberi uang tarif taksi kepada supirnya.

Ia menggendong tasnya dan berjalan kearah rumahnya, namun langkahnya tiba-tiba terhenti. Ia melihat mobil yang tidak asing lagi baginya sedang terparkir didepan rumahnya. Seseorang didalamnya seperti sedang tertidur dengan posisi menelungkup, menghadap stir.

“JJ..Jungshin-ah” Hyera menghampiri mobil tersebut dan mengetuk-ketuk kaca mobil itu.

Jungshin yang mendengarnya tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Ia merapikan rambutnya kemudian keluar dari mobilnya.

“Sedang apa kau didepan rumahku? Sampai-sampai tertidur seperti itu, aaaahhh kau sedang menungguku pulang ya?” Goda Hyera sambil tersenyum manis.

“huh... uhmm... tidak.. kau ini... ehhh, ayo” Jungshin mengambil tas Hyera dan menaruhnya di jok belakang kemudian menarik tangan Hyera dan membawanya masuk kedalam mobil.

“yaaahh Jungshin-ah aku baru saja pulang, yahh kita mau kemana?” tanya Hyera bingung.

“Aku ingin makan gulali” jawab Jungshin sekenanya.

“Huh apa aku tidak salah dengar? Hahaha, uhh.. baiklah ayo, kita cari” Hyera memakai seatbeltnya.

“baiklah” ucap Jungshin sambil menjalankan mobilnya.



                                                                ***



Mobil Jungshin terparkir disebuah tempat. Sebuah tempat yang tidak terlalu ramai dikunjungi orang. Hanya ada para nelayan kecil yang terlihat sedang sibuk menyiapkan perahu untuk berlayar. Entah apa alasan mereka memilih petang sebagai waktu yang tepat untuk berlayar. Matahari terlihat seperti sedang bersiap-siap ditelan laut. Menyebabkan langit berubah menjadi jingga kemerahan.

Jungshin dan Hyera duduk diatas jembatan yang mengubungkan tepi pantai dengan laut. Merelakan ujung jari kaki-kaki mereka tersapu ombak kecil air laut. Menyaksikan matahari tenggelam sudah menjadi hobi baru Jungshin ketika libur kerja. Ia merasa dermaga ini tempat yang menyejukkan untuk menghilangkan penat, karena tak banyak orang yang berkunjung. Filosofi dermaga baginya seperti sebuah tempat dimana hatinya kelak akan berlabuh. Ia sadar bahwa sebelum berlabuh, hatinya harus melakukan pelayaran panjang melintasi berbagai macam rintangan yang terjadi pada lautan kehidupan. Bagaikan pelayaran para nelayan ini yang akan berlabuh ketika telah mendapatkan tujuannya.


“wah.... aku bahkan belum pernah menyaksikkan sunset seindah ini” ujar HyeRa kagum.

“ini tempat favoritku jika sedang ada waktu luang” ucap Jungshin tersenyum sambil memakan gulalinya.

“haaahhh” Hyera menarik nafas panjang dan menghembuskannya menikmati aroma laut biru.

“rasanya aku ingin berteriak” ucap Hyera sambil memandangi laut.

Jungshin tersenyum melihanya. “berteriaklah, aku sering berteriak jika aku sedang banyak masalah, memang tidak membantu, tapi cukup melegakan hati” ucap Jungshin.

“KYYYAAAAAA AAAAKUUUU LEELLLAAAAAAHHH” teriak Hyera.

“KAAU TAHUUU AKUUU HANYA TIDUR DIKERETAAAA, HAHAHAHA” Hyera berteriak sambil tertawa.

Jungshin yang melihatnya pun ikut tertawa.

“sini bersandarlah jika kau lelah” tawar Jungshin pada Hyera sembari membelakangi Hyera.

Hyera segera bersandar pada punggung Jungshin yang duduk membelakanginya. Mereka duduk saling membelakangi sambil menghabiskan gulali.

“Jungshin-ah, boleh aku bertanya?” Hyera tak mengubah posisi duduknya.

“eungg, tanya apa?” jawab Jungshin mengangguk.

“aku bertemu sesorang di Busan, dia wanita yang ku lihat di cafe  bersamamu waktu itu” ucap Hyera

“dia... hmm sebenarnya siapa?” tanya HyeRa.

“kau....  bertemu Eun Jin?” tanya Jungshin sambil mengubah posisi duduknya dan duduk di samping Hyera.

“Aku ke Busan bersama Haseok untuk menemui teman lamaku, dia akan segera menikah, dan aku diperkenalkannya pada wanita itu” jelas Hyera

“....” hening, tak ada jawaban dari Jungshin.

“sebenarnya selam 1 minggu disana, aku dan Haseok semakin akrab dengannya, bahkan aku bilang padanya bahwa aku pernah melihatnya di Cafe saat ia sedang bersamamu” ucap Hyera pandangannya masih menuju ke laut.

“Jungshin-ah, maaf...” ucap Hyera

“aku sudah tau semuanya, uhmm... Eun Jin menceritakannya padaku, 6 bulan berlalu seharusnya kau bisa memaafkannya” Hyera memandang Jungshin yang tertunduk melihat air laut.

“Entahlah, aku rasa aku  sudah memaafkannya, tapi...” ujar Jungshin.

“aku masih harus meyakinkah diriku bahwa aku benar-benar melupakan kenanganku bersamanya”. Lanjutnya. Pandangannya masih tetap tertunduk.

“3 bulan lagi ia akan menikah” Hyera memandangi langit yang semakin jingga.

“Kim Jong Woon...., temanku itu pria yang sangat baik, Eunjin sudah memantapkan hatinya. Ia sangat berharap kau mau memaafkannya. Ia bahkan berpesan padaku bahwa kau diharapkan datang kepernikahannya” ujar Hyera

“sebagai teman baik” lanjutnya.

Jung shin mengalihkan pandangannya menuju langit jingga, menarik nafas pelan dan menghembuskannya.
Ia hanya mengangguk sambil tersenyum pada Hyera.

‘entahlah.... aku hanya perlu waktu untuk belajar untuk memahami perasaanku, hati dan pikiran terkadang tidak sepakat, mungkin rasa itu belum sepenuhnya pudar sebelum akhirnya kau datang, HyeRa, apa aku takut jatuh cinta padamu? Bahkan aku tidak mengerti perasaanku’. batin Jungshin.

Matahari benar-benar telah tertelan oleh laut. Menghilangkan warna jingga langit sore. Jejaknya mengilang. Langit berubah menjadi gelap pekat. Lampu-lampu dermaga mulai menyala.

“Mau sampai kapan kau bersandar di punggungku seperti itu? Kalau mau tidur dirumah saja” ujar Jungshin pelan memecahkan keheningan diantara mereka.

“huh” Hyera kaget medengarnya.

“aku tidak tidur” ucap Hyera dengan mata terpejam.

“Ayo pulang saja” ajak Jungshin.

Hyera segera masuk kedalam mobil jungshin, raut wajahnya sangat lelah, dengan setengah terpejam ia segera duduk didalam mobil. Jungshin pun menjalankan mobilnya dan melesat menuju Seoul yang cukup memakan waktu hampir 2 jam. Hyera tertidur di sampingnya. Jungshin hanya tersenyum melihatnya. Tangan kanannya berusaha meraih seatbelt pada jok Hyera dan memasangkannya pada Hyera.



                                                                ***




Mobil Jungshin tiba didepan rumah Hyera. Ia mematikan mesin mobilnya. Matanya menatap wajah Hyera yang sedang tertidur, tangan kanannya mengusap lembut rambut Hyera. Jungshin tersenyum, kedudian ia mendekatkan wajahnya, dan semakin mendekat. Namun ia sgera memundurkan wajahnya lantaran Hyera tengah membuka matanya.

“yaahh kau mau membangunkanku ya?”. tanya Hyera dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka.

“Yaaah kita sudah sampai, cih tidur mulu” ucap Jungshin sedikit canggung.

Hyera kealuar dari mobil Jungshin dan begitu pula Jungshin.

“masuklah” ucap Jungshin.

“hu’uh” Hyera menggangguk “gomawo” lanjutnya sambil tersennyum kemudian berjalan perlahan.


Namun ia menghentikan langkahnya. Ia berbalik arah setengah berlari dan mendekati Jungshin. Mendekatkan wajahnya pada Jungshin dan mencium pipinya. 2 detik. Dengan cepat ia berbaik arah dan setengah berlari menuju rumahnya.

Jungshin termangu sesaat. Ia mengejar Hyera. Menarik bahunya dan membalikan tubuh Hyera. Bibirnya mengecup bibir Hyera dengan pelan dan lembut.

 Tidak lama bibir mereka terpaut, Hyera menjauhkan wajahnya dari wajah Jungshin. Ia membalikan tubuhnyadan segera memasuki rumahnya. Meninggalkan Jungshin yang masih termangu.
Hyera menutup pintu rumahnya dan terduduk di depan pintu. Airmatanya mulai jatuh.

‘saranghae’ batinnya.

Jungshin segera masuk kedalam mobilnya.

‘Ku harap aku segara mendapatkan tempat berlabuh’ batin Jungshin. Mobilnya berjalan meninggalkan rumah Hyera, melewati kegelapan malam.




                                                                ***



“Akhirnya hari ini tiba juga” ucap Ha Seok pada Hyera yang tengah bersiap menyaksikan upacara 
pernikahan Jong woon dan eunJin.

“Iya, ahjussi sudah menemukan pelabuhan cintanya” ucap Hyera tersenyum.

“Cihh, bahasamu itu benar-benar” timpal Haseok.

“ngomong-ngomong kenapa tidak datang bersama Jungshin?” tanya Haseok.

“Aku tidak ingin  memaksakannya, biarkan dia mengikuti kata hatinya saja” jawab Hyera.

“Aigooo, cantik sekali mempelai wanitanya” Minhyuk yang duduk disebelah Haseok segera berdiri ketika meliha EunJin datang bersama ayahnya.

Haseok dan Hyera ikut berdiri. Mereka menyaksikan upacara sakral mengikat janji 2 orang yang saling mencintai. Eunjin pun telah resmi menjadi istri Jong Woon. Hyera, Haseok dan Minhyuk menghampiri keduanya untuk memberikan selamat.

“eonnie, kau cantik sekali, selamat ya”. ucap Hyera tersenyum.

Eunjin tersenyum mendengar pujian Hyera “apa dia tidak datang?” tanya Eunjin.

“entahlah, aku sudah memberitahunya” jawab HyeRa.

“tidak apa, aku tidak memaksa, walau sejujurnya aku mengharapkan ia datang” ucap Eunjin tersenyum.

“Hey ayo, aku dan Jong Woon ingin melempar bunga, pokoknya salah satu dari kalian harus mendapatkannya ya” ujar Eunjin

“Seokkie~ aku akan menangkapnya untukmu” ujar MinHyuk yang disambut dengan tawa Hyera, Eunjin dan Jong Woon. Wajah Ha Seok memerah.


                                                                ***



‘apa aku telat?’

‘Yaahh sepertinya aku telat’ batin Jungshin sambil mencari pengantin di tengah rombongan tamu yang hadir. Namum pandangannya segera menangkap 2 orang pengantin yang berdiri diatas panggung kecil membelakangi para tamu-tamu muda. Jungshin mendekat kekerumunan tersebut namun tiba-tiba wajahnya tertimpa sesuatu.

“siapa? Siap yang dapat bunganya?”. Ujar Jong Woon.

EunJin termangu melihat Jungshin tampak memegang buket bunya yang ia lempar. 
Begitu pula dengan HyeRa, HaSeok dan MinHyuk. Para kerumunan segera membubarkan diri. Ada yang kecewa tidak dapat dan ada yang memberi selamat pada jungshin.
Eunjin dan Jong woon mendekatkan diri pada Jugshin.


“Selanjutnya kau ya yang akan menyusul kami” Jongwoon menepuk bahu Jungshin sambil tersenyum.

“ah hehehe, apa benar akan seperti itu? Ah iya semoga” jawab Jungshin.

“ngomong-ngomong, selamat ya! maaf aku telat, jalanan Seoul menuju Busan cukup padat” ucap Jungshin.

“tidak apa, yang penting kau sedah mau datang” “Kami tinggal dulu ya, ingin menyapa tamu yang lain” Eunjin tersenyum sambil berjalan meninggalkan Jungshin.

“Aigo aigo kau mencuri bunga kami, pokoknya, aku tunggu undanganmu” ucap Haseok terkekeh.

“Ayo Minhyuk-ah kita makan” Haseok dan Minhyuk meninggalkan Hyera dan Jungshin yang masih berdiri di depan mimbar pelaminan.

Jungshin berjalan menghampiri Hyera.

“kukira kau tidak datang” ucap Hyera.

Jungshin tersenyum pada Hyera “Aku hanya mengikuti kata hatiku” jawabnya.

“Bagaimana?” tanya Jungshin sambil memberikan bunga pada Hyera.

“apanya yang bagaimana?” tanya HyeRa heran.

“Eunjin dan bilang aku harus menyusulnya, jadi aku harus tanyakan dulu padamu, bagaimana?” Jungshin tersenyum pada Hyera sontak membuat wajah HyeRa memerah.

Jungshin meraih kedua tangan HyeRa. Dan mengecupnya pelan.

“Choi HyeRa”

“Maukah kau menjadi pelabuhan hatiku?” Tanya Jungshin serius.

Hyera menangis. Ia bahagia mendengarnya. Senyumnya mengembang menghiasi wajahnya.

“Saranghae” ungkap Hyera.

“Nado”

‘Hyera-yah, sepertinya aku sudah belajar mencintaimu’


                                                -END-


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS