Chapter 4
Title :
Im In Love With You
Rating :
G
Lenght :
Chaptered
Genre :
Romance
Main Casts :
Choi Hye Ra (fiktif)
Shin Ha Seok (fiktif)
Lee Jung Shin
Kang Min Hyuk.
Other Casts :
Kim Jong woon
Shin Eun Jin (fiktif)
Editor Shim Jae Won
Jung Ha Na
Disclaimer : Dont jugde me by my ff ya xD,
cerita ini hanya fiktif belaka, berasal dari pemikiran absurd asli author. No Copas! Enjoy ^^
***
“Yak sudah sampaii” Jungshin melepas seatbelt dan menoleh
kearah Hyera.
“hey yahh kita sudah sampai dirumahmu” ujar jungshin.
“aissh dia malah tertidur” Jungshin mendekatkan dirinya
kesamping jok hyera.
“yaaah, kau tidak mau pulang, hyera-yah” Jungshin semakin
mendekat, menatap wajah HyeRa yang sedang tertidur.
‘manis sekali anak ini, bahkan sedang tidurpun terlihat
lucu’ Jungshin tersenyum masih menatap wajah Hyera. Ia mendekat, dan semakin
mendekatkan wajahnya kearah Hyera.
***
‘manis sekali anak ini, bahkan sedang tidurpun terlihat
lucu’ Jungshin tersenyum masih menatap wajah Hyera. Ia mendekat, dan semakin
mendekatkan wajahnya kearah Hyera dan tiba-tiba Hyera membuka matanya.
“hei Yaaaah kau kau sedang apa” teriak Hyera
“aa...a..aku hanya, aku hanya.. ingin membangunkanmu saja,
hei siapa yang suruh kau tidur, sudah sana masuk, aku mau juga kan mau pulang” bantah
Jungshin malu.
“ah sudah sampai rumahku ya, yasudah aku masuk dulu,
terimakasih sedah mengantarkanku pulang” Hyera membuka pintu mobil dan berniat
untuk menutupnya namun ia buka pintunya.
“engg.... Jungshin-ah”
“Terimakasih untuk hari ini” ucap Hyera cepat seraya menutup
mobil Jungshin.
Ia pun bergegas masuk kedalam rumahnya..
Didalam mobil, Jungshin hanya tersenyum dengan apa yang
barusan terjadi.
“hei lee jung shin, memangnya kau tidak takut hah, jatuh
cinta itu berbahaya” Jungshin berbicara pada dirinya sendiri.
“aaaahhhhh sudah sudah, bikin pusing saja” lanjutnya sambil
mengacak-acak rambutnya.
***
Dirumah, Hyera tengah terhuyung-huyung menenteng tas
punggungnya yang besar menuju ruang tengah. Nampak juga Haseok sedang merapikan
barang-barang yang hendak ia bawa ke Busan.
“yaaah mengapa bawaanmu sebanyak itu? Kau kan tidak ikut
pindah!” ujar HaSeok seraya memasukkan beberapa potong baju kedalam tasnya.
“yaahh kau tidak berniat untuk ikut pindah kan?” tanya
HaSeok.
“tentu saja tidak, aku hanya menemanimu 1 minggu saja di
Busan, aku kan juga rindu rumahku” jelas Hyera sambil meletakkan tas nya di
kursi.
“kau gila? Pekerjaanmu nanti bagaimana? Lalu nanti jungshin
bagaimana?” tanya HaSeok sambil menatap hyera bingung.
“bagaimana apanya? Majalah yang diproduksi kantorku kan
terbit 1 minggu sekali, lagi pula aku sudah mencicil beberapa desain dan sudah
kukirimkan ke editor Shim. Mengenai Jungshin, hmm.. hei lagi pula aku kan sudah
izin cuti” Hyera berusaha mengalihkan pembicaraan.
“cih dasar kau, awas saja nanti kalu merindukannya” goda
HaSeok sambil tertawa.
“cih lucu kau, harusnya aku yang bertanya, awas saja kau
kalau merindukan Minhyuk hahaha” hyera membalas perkataan Ha Seok.
“eh ngomong-ngomong, kemana dia? Tumben pagi ini belum
terlihat” ucap Hyera
“Seok-ah, kau tidak
memberitahukannya bahwa kau dan aku akan ke Busan hari ini?” tanya Hyera
bingung.
“engg, sudak kok, entahlah kemana dia” jawab ha Seok kecewa.
“yayaya aku telat aku telat pabopabopaboyaaaa” teriak Minhyuk
sambil berlari menuju rumah sewa Hyera&Haseok yang berjarak hanya 1 km.
“SSSSSEEEEEEOOOOOKKKKIIIIIEEEEE~~” Minhyuk tiba dirumah
Haseok dan langsung membuka pintu rumah sambil berteriak memanggil nama Haseok.
Terdengar keras hembusan nafas lelah minhyuk akibat berlari.
“Astaga Minhyuk kau mengagetkan- KYYYAAAAA” Hyera yang
tengah terkejut mendengar teriakan Minhyuk kemudian berteriak sambil menutup
waajahnya.
“yaahh paboyaa! Hyukkie liat dirimu, kau baru bangun tidur
hah?” tanya Haseok dengan wajah bingung sembari menunjuk kearah MinHyuk yang
hanya memakai kaus lengan buntung dengan bawahan celana boxer pendek sepaha
bermotif doraemon. (sekseeehhh bok XD *ngebayangin*)
Minhyuk yang semula tidak menyadarinya langsung meraih
taplak meja yang berada disampingnya dan menutupi celananya sambil tertawa
malu.
“hehehe, aku bangun telat pagi ini dan aku langsung teringat
bahwa pagi ini kau akan pergi ke Busan, maka dari itu aku langsung buru-buru
kesini sambil berlari” jelas minHyuk sambil menggaruk-garuk kepalanya. Terlihat
pipinya seketika memerah menahan malu.
“Iya kami sebentar lagi akan berangkat ke stasiun, kau mau
ikut mengantar kami tidak? Jika iya, ganti pakaianmu dulu sanah, cepat ya, tidak
usah mandi” ujar Haseok.
“Baiklah seokkie, aku ganti baju dulu, sebentar, kalian
tunggu disini saja”. MinHyuk bergegas keluar dan kembali berlari menuju
rumahnya.
“ckckck dasar mister pabo”. HaSeok menggelengkan kepalanya.
“pabo-pabo gitu ganteng loh”. Goda HyeRa.
“yaah apa-apaan kau, dia milikku tahu” Ha Seok mengendus
kesal sambil mengerucutkan bibirnya.
“ciiyyeee sekarang sudah berani bilang dia milikku, ihiiwww”.
Goda Hyera sambil tertawa. Haseok hanya bisa tersenyum malu mendengarnya.
***
(di stasiun)
“Jaga dirimu baik-baik Hyukkie, jangan lupa isi pulsaku
nanti agar aku bisa menelponmu” Haseok menggoda MinHyuk dengan senyum manisnya.
“Ku juga, hiks, aku pasti akan merindukanmu, hiks, aku akan menelpon
setiap saat Seokkie”
“yaah apa-apaan kau ini memalukan, jangan menangis ditempat
umum seperti ini, sudah jangan menangis, aku tidak lama” Ujar Haseok sambil
menghapus air matanya yang ikut keluar karena melihat MinHyuk menangis.
“hei kalian berdua sedang latihan drama hah? Sudahlah
Minhyuk-ah kami pamit dulu ya, ayo”.
Hyera menggandeng tangan Haseok menuju kedlam gerbong
kereta. Keduanya masuk dan duduk dinomor kursi sesuai yang tertera pada tiket.
“Kau ini, bisa-bisanya meminta pulsa pada MinHyuk, cih dasar,
kau kan tahu minhyuk belum bekerja” ujar Hyera kesal.
“ani, sebenarnya tanpa diminta, ia juga akan tetap
mengirimkanku pulsa, eh kau belum tahu ya? Minhyuk sebentar lagi akan bekerja,
ia bilang ia mulai bekerja di kantor sepupunya” jelas haseok.
“Benarkah? Syukurlah”
***
“Opaaaa!”
“Seok-ah Hyera-yah, ah senang bisa melihat kalian datang
secepat ini” sapa Jongwoon sambil memeluk Ha Seok dan Hye Ra.
“oppa, aku sudah bisa bekerja kan” tanya Ha Seok sambil
menyenggol-nyenggol bahu Jong Woon.
“tentu saja hehehe” Jong Woon mengusap-usap rambut Ha Seok.
“kau juga boleh kerja di Klinikku jika kau mau HyeRa” lanjutnya
“aniiy, aku sudah bekerja di Seoul, aku disini hanya 1
minggu saja...., hey Ahjussi, aigoooooo
akhirnya kau akan menikah juga, hei jangn lupa kenalkan calonmu pada kami”.
Goda HyeRa.
“Ah iya uhmm.... seharunya sih dia sudah datang ke Klinik,
hmm mungkin sebentar- ah itu sepertinya dia datang” JongWoon menunjuk sebuah
mobil yang hendak parkir didepan Kliniknya. Nampak seorang gadis cantik bertubuh
tinggi keluar dari mobil itu.
“omooo... neomu yeppoda oppa, aisshh pintar sekali kau
mencari calon istri”. goda HaSeok sambil memukul pelan bahu Jong Woon.
Hyera kemudian menoleh keluar Klinik.
‘Huh, sepertinya wajahnya tidak asing’ batinnya. Hyera masih
mencoba mengingat-ingat wajah wanita itu.
‘Yaa, ahh aku ingat, dia, dia kan wanita yang kulihat di
Cafe bersama Jungshin waktu itu’. pikir Hyera.
‘jadi.. dia calon istri ahjussi? Lalu apa sebenarnya
hubungan gadis itu dengan jungshin?’. Hyera termenung memikirkan hal itu.
“Oh... annyeonghaseo”. sapa Eunjin seraya menunduk.
“Ahh Eun Jin-an, kau sudah datang, sini sini, aku
memperkenalkan seseorang”. Jongwoon menarik pelan tangan gadisnya.
“Ini yang kuceritakan padamu kemarin, namanya Shin Ha Seok,
hei ini calon oppa, cantik kan?” tanya Jongwoon kepada Ha Seok.
“hu’uh cantik, aku Ha Seok” sapa Haseok sambil mengulurkan
tangannya.
“Aku Shin Eun Jin, senang mengenalmu” ujar Eunjin seraya menjabat
tangan Haseok.
“Dan ini Choi Hye Ra”
“oh uhmm hai, Hye Ra” sapa Hyera sambil menjabat tangan Eun
Jin.
“hai aku Eun Jin”
‘Eun Jin, hmm gadis ini apakah hanya sekedar teman Jung
Shin? Rasanya aneh, karena di Cafe itu aku
melihat matanya seperti habis
menangis, ekspresi Jungshin juga serius ketika sedang bersamanya, ah apa yang
kau pikirkan Hye Ra’. ucap Hyera dalam hati.
***
Seusai mamarkir mobilnya, Jungshin berjalan setengah berlari
memasuki gedung perkantoran tempatnya ia bekerja. Kemacetan dijalanlah yang menyebabkan ia
sedikit telat datang kekantor.
“Selamat pagi pak” beberapa karyawan meja receptionist menyapanya.
“Pagi” jawabnya terburu-buru sambil memasuki ruang redaksi.
“heii, tumben sekali kau telat”. sapa Editor Shim yang
tengah duduk dimejanya sambil mendengarkan musik. Bekerja di perusahaan media
memang tidak terlalu kaku, namun bagi Jungshin, datang terlambat merupakan hal
yang sangat ia hindari agar bisa menjadi contoh para karyawan lainnya.
“Ah ia jalanan Seoul pagi ini sangat ramai”. jawabnya.
Tiba-tiba langkahnya terhenti tepat didepan meja kerja yang sedang brpenghuni.
Diatas meja tersebut terpampang papan nama yang bertuliskan “Choi Hye Ra”.
‘huh... kemana dia? Apa dia datang terlambat juga’.
batinnya. Kemudian melanjutkan langkahnya menuju meja kerjanya.
“Junghin-ssi”. Editor Shim berjalan menghampiri meja
Jungshin.
“beberapa artikel sudah aku review, ini, bisa kau tolong
kerjakan sisanya? Aku ingin mengerjakan sesuatu”. pinta Editor Shim sambil
menyodorkan berkas-berkas kerjanya.
“Ah, uhmm okay, yang ini?” Jungshin memeriksa berkas itu.
“iya, terimakasih”
1 jam berlalu. Beberapa artikel pemberian Editor Shim sudah
selesai Jungshin kerjakan. Ia berdiri dari kursinya, berjalan menuju meja
dispenser dan menyeduh segelas kopi hangat. Membawa gelas itu lalu berjalan hendak
kembali kemejanya.
‘uhm... sudah jam segini belum datang juga, apa dia tidak
masuk?’. tanyanya dalam hati.
Ia berjalan kearah meja Jung Ha Na. Menanyakan keberadaan
Hyera padanya.
“HaNa-yah, Hyera kemana?” tanya Jungshin sambil meyeruput
kopinya.
“Tidak tahu, dia bilang ingin cuti tapi tidak bilang
alasannya padaku” Jawab HaNa yang tengah sibuk mengetik.
“ooowh” Jungshin berjalan kembali kemejanya.
“Cuti? Untuk apa memangnya” batin Jungshin.
***
“hei oppa, lihat, eonnie Eun Jin terampil sekali dalam hal
merawat luka hewan” ujar Haesok sambil melempar senyum kearah EunJin.
“apa eonnie terlihat seperti itu? Kau ini berlebihan,
hehehe” tukas EunJin sambil tertawa kecil.
“aku serius, hei oppa, sepertinya kau tidak perlu mencari
perawat lagi, nanti setelah menikah eonnie bisa menjadi assistant pribadi
merangkap sebagai perawat, hehehe” puji HaSeok diselingi tawa.
“Aku setuju denganmu HaSeok-ah, eonnie terlihat penyabar
jika sedang merawat hewan-hewan itu, tidak seperti kau Ha Seok-ah hahahah”
sindir Hye Ra.
“Heeeiii memangnya dirimu penyabar” gerutu Ha Seok.
“Hei kalian, oppa senang melihat kalian sangat akrab,
padahal baru 5 hari kalian disini, tapi nanti oppa dan eunjin akan semakin
sibuk mengurus pernikahan kita, jadi mohon bantuannya ya” ucap Jong Woon.
“Tenang saja oppa, tapi aku minta kenaikan gaji ya’ canda
Haseok.
“tenang, bonus dari oppa sudah ada untukmu, itu” Jongwoon
menunjuk sebuah kotak kaca berisi anak 4 kura-kura.
“sebanyak inikah anak kura-kura ku, ini sih bukan bonus
oppa, tapi nambah pekerjaan” Haseok cemberut sambul memandangi bayi kura-kura
itu.
“Lebih tepatnya bonus tambah pekerjaan, hahaha” ucap
Jongwoon menyebabkan semuanya tertawa.
***
Ditaman Klinik kecil milik Joong woon, Hyera menghampiri
Eunjin yang sedang duduk memangku kucing yang sedang ia rawat.
“Hei kau rupanya” sapa Eunjin sembari melempar senyum.
Hyera membalas senyumnya dan duduk disampingnya.
“Eonnie, uhmm.. itu ada yang ingin ku tanyakan padamu” Hyera
gugup.
“kenapa? Ada apa? Bilang saja” ujar Eunjin sambil menyisir
bulu kucing tersebut.
“enggg, itu hmm.... sebenarnya hmm. Kau kenal Lee Jung Shin?
Ah hm.. maksudku, aku pernah melihatmu di Cafe depan kantorku dan JungShin.
Tapi.. hmmm aku melihatmu seperti habis menangis, sebenarnya apa hubungan
kalian?” ujar Hyera berhati-hati.
“Ahh.. hmm... kau bekerja di kantor itu juuga ternyata?”
“Hmm... iya, sejujurnya Jungshin mantan pacarku 6 bulan yang
lalu, lebih tepatnya mantan selingkuhanku. Jong Woon oppa sudah tahu, bahkan
memaafkanku ketika aku menceritakan sejujurnya. Aku berpacaran dengannya ketika
aku masih berpacaran dengan Jong woon, semua ini karena keegoisanku, hanya
karna hubunganku dengan jong woon sedang ada masalah, aku malah bermain cinta
dengan Jungshin, padahal dia orang yang baik”.
“Namun sebelum ia jatuh cinta lebih dalam terhadapku, aku
memutuskannya dan kembali pada Jong Woon sesuai dengan kata hatiku, aku telah
sadar bahwa semua yang kulakukan salah... dia membenciku, dia bahkan tak memberi
kesempatan bagiku untuk memberi penjelasan. Tapi ketika aku menemuinya di Cafe
itu, kurasa dia sudah tidak membenciku lagi, ku harap seperti itu. Aku menangis
hanya karna luapan penyesalanku. Entahlah ia bersedia datang kepernikahanku
atau tidak, kemarin aku juga sekalian mengundangnya.”
“Hei Hyera-ah kau dekat dengannya bukan” lanjut Eun Jin.
“Tolong ajak dia datang ya, aku ingin dia juga datang” ucap
Eun jin pada HyeRa.
“Ah? hmm.... iya, eonnie, akan aku usahakan” jawab HyeRa.
***
“Yaah Ha Na-yah, memangnya HyeRa cuti berapa hari sih? Sudah
5 hari dia belum kerja juga? Dasar anak itu” Jungshin bertanya pada HaNa yang
sedang membaca artikel.
“Entahlah sepertinya 1 minggu, hei kau ini kenapa?
Belakangan ini selalu menanyakan Hyera, jangan bilang kau sedang galau dia
tidak datang” canda HaNa.
Jung HaNa rekan kerja JungShin yang sudah menikah 3
bulan yang lalu itu memang sudah akrab dengan Jungshin selama mereka bekerja,
Tak sedikit permasalahan tentang kehidupan JungShin yang Ha Na ketahui.
“Cih galau? Bahasa apa itu? Hei Apa itu bahasa baru para ibu
muda sepertimu? Hahaha tidak... aku hanya bingung dengan tugas-tuganya” ledek
Jungshin.
“Aissh, jangan mengalihkan pembicaraan, lagi pula dia sudah
mengirim tugasnya ke Editor Shim, yaaahh... aneh, tidak pernah kau menanyakan
seperti ini rekan-rekan kerja yang tidak masuk, kecuali pada HyeRa seorang, apa
itu kalau bukan galau namanya” celetuk HaNa sambil tersenyum meledek.
“Hei dasar ibu-ibu tukang gosip, sudah sana lanjutkan
kerjamu” tukas Jungshin sambil berjalan kearah mejanya.
“Yasudah makanya jangan bertanya padaku, aku punya nomor
telponnya jika kau mau kau bisa menanyakan langsung padanya” ujar Hana sambil mengangkat ponselnya.
“tidak perlu” ledek
Jungshin.
‘Ah iya, kenapa tidak ku hubungi nomornya saja’ batinnya.
Jungshin pun segera berjalan keluar ruangan menuju taman
belakang. Ia membuka kontak diponselnya dan mencari nama HyeRa.
“telpon, jangan, telpon, jangan, ah, tidak usah ah, ah tapi,
yasudah telpon saja” Jungshin bertanya pada diri sendiri.
Tut...tut...tut..
“Halo”
“Hei kemana saja kau 5 hari ini hah, bagaiman dengan
tugas-tugasmu”
“oh hmm aku.. heeiiii... aku kan sudah mengirimkan tugasku
melalui email Editor Shim... aku hanya pulang ke Busan sebentar”
“sebentar ? kau bilang sebentar? 1 minggu sebentar?” ucap
Jungshin.
“Hei kenapa kau ini? cih, tiba-tiba memarahiku, lagi pula 1
minggu kan waktu yang singkat” Hyera membela diri.
“Yaaa.. tapi.. kan...heiii kau kan bisa.. ahhh sudahlah, aku
masuk kantor dulu” Jungshin memutus panggilannya
‘aisshh aku ini kenapa’ batin Jungsin.
“halo, halo” “cih orang ini aneh sekali” ucap Hyera kesal.
‘uhm tumben sekali menelponku hanya menanyakanku dimana’
Hyera bingung, namun tiba-tibanya senyumnya mulai mengembang.
‘ahh tapi aku senang sekali ditelpon, iiiiihhhh aahhh kenapa
jadi pingin pulang gini :3’. ucap Hyera dalam hati tanpa tersadar kedua
tangannya sudah dalam memeluk pohon
taman Klinik.
‘huh... cih dasar orang gila’. ucap Haseok dalam hati sambil
tersenyum ketika melihat kelakuan HyeRa.
***
“Hati-hati dijalan ya” ucap Jongwoon.
“HyeRa yah jangan lupa tentang yang sudah kita bicarakan”
Eunjin berbisik pada HyeRa.
“Yaahh, berikan salamku pada MinHyuk-ah~” pinta HaSeok manja.
“iya iya, kalian semua jaga diri juga ya, aku berangkat
dulu” ujar Hyera seraya melambaikan tangannya.
Kereta yang Hyera tumpangi perlahan menjauh.
‘aaahh senangnya sabtu ini aku bisa beristirahat dirumah
dengan tenang’ ucap Hyera dalam hati. Di dalam kerata menuju Seoul, Hyera mulai
tertidur menikmati perjalanan.
***
Waktu menunjukkan pukul 16.30
“Iya sampai disini saja pak, ini, terimakasih” ucap Hyera
sambil memberi uang tarif taksi kepada supirnya.
Ia menggendong tasnya dan berjalan kearah rumahnya, namun
langkahnya tiba-tiba terhenti. Ia melihat mobil yang tidak asing lagi baginya
sedang terparkir didepan rumahnya. Seseorang didalamnya seperti sedang tertidur
dengan posisi menelungkup, menghadap stir.
“JJ..Jungshin-ah” Hyera menghampiri mobil tersebut dan
mengetuk-ketuk kaca mobil itu.
Jungshin yang mendengarnya tiba-tiba terbangun dari
tidurnya. Ia merapikan rambutnya kemudian keluar dari mobilnya.
“Sedang apa kau didepan rumahku? Sampai-sampai tertidur
seperti itu, aaaahhh kau sedang menungguku pulang ya?” Goda Hyera sambil
tersenyum manis.
“huh... uhmm... tidak.. kau ini... ehhh, ayo” Jungshin
mengambil tas Hyera dan menaruhnya di jok belakang kemudian menarik tangan
Hyera dan membawanya masuk kedalam mobil.
“yaaahh Jungshin-ah aku baru saja pulang, yahh kita mau
kemana?” tanya Hyera bingung.
“Aku ingin makan gulali” jawab Jungshin sekenanya.
“Huh apa aku tidak salah dengar? Hahaha, uhh.. baiklah ayo,
kita cari” Hyera memakai seatbeltnya.
“baiklah” ucap Jungshin sambil menjalankan mobilnya.
***
Mobil Jungshin terparkir disebuah tempat. Sebuah tempat yang
tidak terlalu ramai dikunjungi orang. Hanya ada para nelayan kecil yang
terlihat sedang sibuk menyiapkan perahu untuk berlayar. Entah apa alasan mereka
memilih petang sebagai waktu yang tepat untuk berlayar. Matahari terlihat seperti
sedang bersiap-siap ditelan laut. Menyebabkan langit berubah menjadi jingga
kemerahan.
Jungshin dan Hyera duduk diatas jembatan yang mengubungkan
tepi pantai dengan laut. Merelakan ujung jari kaki-kaki mereka tersapu ombak
kecil air laut. Menyaksikan matahari tenggelam sudah menjadi hobi baru Jungshin
ketika libur kerja. Ia merasa dermaga ini tempat yang menyejukkan untuk
menghilangkan penat, karena tak banyak orang yang berkunjung. Filosofi dermaga
baginya seperti sebuah tempat dimana hatinya kelak akan berlabuh. Ia sadar
bahwa sebelum berlabuh, hatinya harus melakukan pelayaran panjang melintasi
berbagai macam rintangan yang terjadi pada lautan kehidupan. Bagaikan pelayaran
para nelayan ini yang akan berlabuh ketika telah mendapatkan tujuannya.
“wah.... aku bahkan belum pernah menyaksikkan sunset seindah
ini” ujar HyeRa kagum.
“ini tempat favoritku jika sedang ada waktu luang” ucap
Jungshin tersenyum sambil memakan gulalinya.
“haaahhh” Hyera menarik nafas panjang dan menghembuskannya menikmati
aroma laut biru.
“rasanya aku ingin berteriak” ucap Hyera sambil memandangi
laut.
Jungshin tersenyum melihanya. “berteriaklah, aku sering
berteriak jika aku sedang banyak masalah, memang tidak membantu, tapi cukup
melegakan hati” ucap Jungshin.
“KYYYAAAAAA AAAAKUUUU LEELLLAAAAAAHHH” teriak Hyera.
“KAAU TAHUUU AKUUU HANYA TIDUR DIKERETAAAA, HAHAHAHA” Hyera
berteriak sambil tertawa.
Jungshin yang melihatnya pun ikut tertawa.
“sini bersandarlah jika kau lelah” tawar Jungshin pada Hyera
sembari membelakangi Hyera.
Hyera segera bersandar pada punggung Jungshin yang duduk
membelakanginya. Mereka duduk saling membelakangi sambil menghabiskan gulali.
“Jungshin-ah, boleh aku bertanya?” Hyera tak mengubah posisi
duduknya.
“eungg, tanya apa?” jawab Jungshin mengangguk.
“aku bertemu sesorang di Busan, dia wanita yang ku lihat di
cafe bersamamu waktu itu” ucap Hyera
“dia... hmm sebenarnya siapa?” tanya HyeRa.
“kau.... bertemu Eun
Jin?” tanya Jungshin sambil mengubah posisi duduknya dan duduk di samping
Hyera.
“Aku ke Busan bersama Haseok untuk menemui teman lamaku, dia
akan segera menikah, dan aku diperkenalkannya pada wanita itu” jelas Hyera
“....” hening, tak ada jawaban dari Jungshin.
“sebenarnya selam 1 minggu disana, aku dan Haseok semakin
akrab dengannya, bahkan aku bilang padanya bahwa aku pernah melihatnya di Cafe
saat ia sedang bersamamu” ucap Hyera pandangannya masih menuju ke laut.
“Jungshin-ah, maaf...” ucap Hyera
“aku sudah tau semuanya, uhmm... Eun Jin menceritakannya
padaku, 6 bulan berlalu seharusnya kau bisa memaafkannya” Hyera memandang
Jungshin yang tertunduk melihat air laut.
“Entahlah, aku rasa aku sudah memaafkannya, tapi...” ujar Jungshin.
“aku masih harus meyakinkah diriku bahwa aku benar-benar
melupakan kenanganku bersamanya”. Lanjutnya. Pandangannya masih tetap
tertunduk.
“3 bulan lagi ia akan menikah” Hyera memandangi langit yang
semakin jingga.
“Kim Jong Woon...., temanku itu pria yang sangat baik,
Eunjin sudah memantapkan hatinya. Ia sangat berharap kau mau memaafkannya. Ia
bahkan berpesan padaku bahwa kau diharapkan datang kepernikahannya” ujar Hyera
“sebagai teman baik” lanjutnya.
Jung shin mengalihkan pandangannya menuju langit jingga,
menarik nafas pelan dan menghembuskannya.
Ia hanya mengangguk sambil tersenyum pada Hyera.
‘entahlah.... aku hanya perlu waktu untuk belajar untuk
memahami perasaanku, hati dan pikiran terkadang tidak sepakat, mungkin rasa itu
belum sepenuhnya pudar sebelum akhirnya kau datang, HyeRa, apa aku takut jatuh
cinta padamu? Bahkan aku tidak mengerti perasaanku’. batin Jungshin.
Matahari benar-benar telah tertelan oleh laut. Menghilangkan
warna jingga langit sore. Jejaknya mengilang. Langit berubah menjadi gelap pekat.
Lampu-lampu dermaga mulai menyala.
“Mau sampai kapan kau bersandar di punggungku seperti itu? Kalau
mau tidur dirumah saja” ujar Jungshin pelan memecahkan keheningan diantara
mereka.
“huh” Hyera kaget medengarnya.
“aku tidak tidur” ucap Hyera dengan mata terpejam.
“Ayo pulang saja” ajak Jungshin.
Hyera segera masuk kedalam mobil jungshin, raut wajahnya
sangat lelah, dengan setengah terpejam ia segera duduk didalam mobil. Jungshin pun
menjalankan mobilnya dan melesat menuju Seoul yang cukup memakan waktu hampir 2
jam. Hyera tertidur di sampingnya. Jungshin hanya tersenyum melihatnya. Tangan
kanannya berusaha meraih seatbelt pada jok Hyera dan memasangkannya pada Hyera.
***
Mobil Jungshin tiba didepan rumah Hyera. Ia mematikan mesin
mobilnya. Matanya menatap wajah Hyera yang sedang tertidur, tangan kanannya
mengusap lembut rambut Hyera. Jungshin tersenyum, kedudian ia mendekatkan
wajahnya, dan semakin mendekat. Namun ia sgera memundurkan wajahnya lantaran Hyera
tengah membuka matanya.
“yaahh kau mau membangunkanku ya?”. tanya Hyera dengan mata
yang belum sepenuhnya terbuka.
“Yaaah kita sudah sampai, cih tidur mulu” ucap Jungshin
sedikit canggung.
Hyera kealuar dari mobil Jungshin dan begitu pula Jungshin.
“masuklah” ucap Jungshin.
“hu’uh” Hyera menggangguk “gomawo” lanjutnya sambil tersennyum
kemudian berjalan perlahan.
Namun ia menghentikan langkahnya. Ia berbalik arah setengah
berlari dan mendekati Jungshin. Mendekatkan wajahnya pada Jungshin dan mencium
pipinya. 2 detik. Dengan cepat ia berbaik arah dan setengah berlari menuju
rumahnya.
Jungshin termangu sesaat. Ia mengejar Hyera. Menarik bahunya
dan membalikan tubuh Hyera. Bibirnya mengecup bibir Hyera dengan pelan dan
lembut.
Tidak lama bibir
mereka terpaut, Hyera menjauhkan wajahnya dari wajah Jungshin. Ia membalikan
tubuhnyadan segera memasuki rumahnya. Meninggalkan Jungshin yang masih
termangu.
Hyera menutup pintu rumahnya dan terduduk di depan pintu.
Airmatanya mulai jatuh.
‘saranghae’ batinnya.
Jungshin segera masuk kedalam mobilnya.
‘Ku harap aku segara mendapatkan tempat berlabuh’ batin
Jungshin. Mobilnya berjalan meninggalkan rumah Hyera, melewati kegelapan malam.
***
“Akhirnya hari ini tiba juga” ucap Ha Seok pada Hyera yang
tengah bersiap menyaksikan upacara
pernikahan Jong woon dan eunJin.
“Iya, ahjussi sudah menemukan pelabuhan cintanya” ucap Hyera
tersenyum.
“Cihh, bahasamu itu benar-benar” timpal Haseok.
“ngomong-ngomong kenapa tidak datang bersama Jungshin?”
tanya Haseok.
“Aku tidak ingin
memaksakannya, biarkan dia mengikuti kata hatinya saja” jawab Hyera.
“Aigooo, cantik sekali mempelai wanitanya” Minhyuk yang
duduk disebelah Haseok segera berdiri ketika meliha EunJin datang bersama
ayahnya.
Haseok dan Hyera ikut berdiri. Mereka menyaksikan upacara
sakral mengikat janji 2 orang yang saling mencintai. Eunjin pun telah resmi
menjadi istri Jong Woon. Hyera, Haseok dan Minhyuk menghampiri keduanya untuk
memberikan selamat.
“eonnie, kau cantik sekali, selamat ya”. ucap Hyera tersenyum.
Eunjin tersenyum mendengar pujian Hyera “apa dia tidak
datang?” tanya Eunjin.
“entahlah, aku sudah memberitahunya” jawab HyeRa.
“tidak apa, aku tidak memaksa, walau sejujurnya aku
mengharapkan ia datang” ucap Eunjin tersenyum.
“Hey ayo, aku dan Jong Woon ingin melempar bunga, pokoknya
salah satu dari kalian harus mendapatkannya ya” ujar Eunjin
“Seokkie~ aku akan menangkapnya untukmu” ujar MinHyuk yang
disambut dengan tawa Hyera, Eunjin dan Jong Woon. Wajah Ha Seok memerah.
***
‘apa aku telat?’
‘Yaahh sepertinya aku telat’ batin Jungshin sambil mencari
pengantin di tengah rombongan tamu yang hadir. Namum pandangannya segera
menangkap 2 orang pengantin yang berdiri diatas panggung kecil membelakangi
para tamu-tamu muda. Jungshin mendekat kekerumunan tersebut namun tiba-tiba
wajahnya tertimpa sesuatu.
“siapa? Siap yang dapat bunganya?”. Ujar Jong Woon.
EunJin termangu melihat Jungshin tampak memegang buket bunya
yang ia lempar.
Begitu pula dengan HyeRa, HaSeok dan MinHyuk. Para kerumunan
segera membubarkan diri. Ada yang kecewa tidak dapat dan ada yang memberi
selamat pada jungshin.
Eunjin dan Jong woon mendekatkan diri pada Jugshin.
“Selanjutnya kau ya yang akan menyusul kami” Jongwoon
menepuk bahu Jungshin sambil tersenyum.
“ah hehehe, apa benar akan seperti itu? Ah iya semoga” jawab
Jungshin.
“ngomong-ngomong, selamat ya! maaf aku telat, jalanan Seoul
menuju Busan cukup padat” ucap Jungshin.
“tidak apa, yang penting kau sedah mau datang” “Kami tinggal
dulu ya, ingin menyapa tamu yang lain” Eunjin tersenyum sambil berjalan
meninggalkan Jungshin.
“Aigo aigo kau mencuri bunga kami, pokoknya, aku tunggu
undanganmu” ucap Haseok terkekeh.
“Ayo Minhyuk-ah kita makan” Haseok dan Minhyuk meninggalkan
Hyera dan Jungshin yang masih berdiri di depan mimbar pelaminan.
Jungshin berjalan menghampiri Hyera.
“kukira kau tidak datang” ucap Hyera.
Jungshin tersenyum pada Hyera “Aku hanya mengikuti kata
hatiku” jawabnya.
“Bagaimana?” tanya Jungshin sambil memberikan bunga pada
Hyera.
“apanya yang bagaimana?” tanya HyeRa heran.
“Eunjin dan bilang aku harus menyusulnya, jadi aku harus
tanyakan dulu padamu, bagaimana?” Jungshin tersenyum pada Hyera sontak membuat
wajah HyeRa memerah.
Jungshin meraih kedua tangan HyeRa. Dan mengecupnya pelan.
“Choi HyeRa”
“Maukah kau menjadi pelabuhan hatiku?” Tanya Jungshin
serius.
Hyera menangis. Ia bahagia mendengarnya. Senyumnya
mengembang menghiasi wajahnya.
“Saranghae” ungkap Hyera.
“Nado”
‘Hyera-yah, sepertinya aku sudah belajar mencintaimu’
-END-