Chapter 2
Author :
@reeaazmi
Lenght :
Chaptered
Genre :
Absurd Romance(?)
Casts :
Choi Hye Ra
Shin Ha Seok
Lee Jung Shin
Kim Jong Woon
Shin Eun Ji
Kang Min Hyuk.
Disclaimer : Dont jugde me by my ff ya xD,
cerita ini hanya fiktif belaka, berasal dari pemikiran
absurd asli author. No Copas! (kaya ada yg
mau ngopas aja) XD
“yahh Choi HyeRa mengapa diam seperti itu? Ayo kita
berangkat” Jungshin menghabiskan kopinya dan kemudian berdiri. “haah kemana?”
tanya Hye Ra.
“Kau ini masuk shift siang bukan? 30 menit lagi kan masuk
kerja shift siang. Tidak mungkin kan bisa tiba 30 menit sampai kantor dengan
menaiki bis. Ayo ikut aku, di mobil ku ada kemeja, kau bisa memakainya dulu”
Jelas JungShin (author POV : OMOOO aaaa gilagilagila bisa nebeng mobil JungShin
*pe’ak*)
“Ah tapi aku harus mengantar HaSeok menaruh lamarannya”
tolak HyeRa (author : muna luh --__--)
“Hei Haseok-ssi memangnya kau tidak bisa melamar pekerjaan
sendiri?” tanya JungShin.
“Memangnya aku ini anak kecil? Sudah sana berangkat kerja.
Aku tidak ingin HyeRa dipecat, nanti siapa yang akan memberiku makan?” ToT ucap
Ha Seok melas.
“Yaaah kau ini, maka dari itu berhentilah menjadi
pengangguran, baiklah aku pergi dulu” ucap HyeRa.
HyeRa dan JungShin pun berjalan menuju pelataran parkir.
HyeRa berjalan dibelakang JungShin sambil menutupi kemeja nya yang terkena noda
kopi, noda tersebut sangat terlihat jelas teronggok di kemeja berwarna krem
itu. JungShin yang melihatnya pun langsung membuka jasnya (blazer cowok namanya
apa ya? Tuxedo atau emang jas ah molla xD)
dan memberikannya pada HyeRa.
“Ini, pakailah daripada kau berjalan sambil menutupi dadamu
itu”
Hyera pun segera memakainya.
Hyera pun segera memakainya.
Jungshin membuka mobilnya dan mengambil kemeja kotak-kotak
merah (author : boleh dikasih ama Jokowi(?)) lalu memberikannya pada HyeRa yang
berdiri disampingnya.
“Ini, masuklah kedalam, ganti bajumu, aku akan menunggu
diluar” Pinta JungShin
Hyera pun segera masuk “Omooonaaa aku didalam mobil Jung
aaaa, uhmm... aku ganti baju disini tidak terlihat kan jika dilihat dari luar”
batin HyeRa.
***
“ Haah?? Sudah ada yang mengisi?”
“Iya, maaf sekali ya, mungkin lain kali jika ada lowongan
bisa kami kabari”
“Ah, baiklah kalu begitu, terima kasih”
Ha Seok pun pergi meninggalkan cafe itu dengan wajah kesal.
Apaapaan? Baru kemarin lowongan itu diiklankan, sudah ada yang mengisi. “Ah
lebih baik aku tidur dirumah saja tadi” batinnya kesal.
Ha Seok pun berjalan santai meninggalkan cafe itu kemudian
menuju halte bis. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti karena teringat sesuatu.
Ia tidak penya uang untuk pulang kerumah karena sejak awal HyeRa yang membayar
ongkos.
“Bagaimana ini? Hiks.. Berjalan kaki mana mungkin, Ahhh...
Minhyuk-ah”
Tiba-tiba Ha Seok menekan tombol BB nya dan mengetik pesan
singkat.
To : Pabo MinHyuk yang imut nan lucu
(ini nama apa ga kepanjangan di hp)
“Hyuk-ah bisa tolong
jemput aku di halte bis depan Mall X?”
Tidak perlu menunggu lama bagi Ha Seok untuk mendapat pesan
balasan dari secret admirer-nya itu (ini sih bukan pengagum rahasia lagi, wong
terang-terang gitu si MinHyuk XD)
From : Pabo MinHyuk yang lucu nan imut
“baik Seok-ah tunggu
aku disana wahai pujaan hati, Abang segera datang” (yah abang ama oppa sama
aje lah XD)
Sudah Haseok duga Minhyuk pasti mau melakukan apapun
untuknya. Ha Seok tertegun di halte bis. Entah apa yang sedang merasuki
pikirannya. Ia merasa sangat egois terhadap apa yang selama ini ia lakukan pada
MinHyuk. Jelas ia tahu bahwa MinHyuk menyukainya dengan tulus. (Hal tersebut
sudah terpampang nyata membahana diseluruh jagat khatulistiwa, *author
kebanyakan nonton IMB). Ia ingin sekali membalas perasaan MinHyuk, namun ia
selalu merasa bahwa Bang Jong Woon lah yang pantas untuknya,
Flashback...
“Maaf Seok-ah, bukan bermaksud egois, abang ingin kau fokus
pada kuliah mu, terimakasih selama kurang lebih
9 bulan (kayak mau brojol-in anak XD) ini kau sudah menemani abang” Ucap
Jong Woon, Pria imut bermata sipit sambil melepas tangan Ha seok.
“Tapi bang, kita bisa kan LDR, lagipula Busan dan Seoul
tidak terlalu jauh bang” ucap Ha Seok terisak, sesekali ia mengapus airmata
yang terjatuh dipipnya.
“Hei berhentilah menangis, maaf, abang (oke kita ganti oppa
aja ya) oppa merasa hati oppa berkata yang sebenarnya, oppa hanya ingin
mengikuti kata hati oppa. Maafkan oppa karna selama ini hati oppa belum bisa
mencintaimu sepenuhnya. Oppa... oppa (oppa gangnam style) (oke plis serius
dikit) hanya bisa menyayangimu sbagai adik”
“Oppa harap kau mengerti Shin Ha Seok, bagaimanapun oppa
akan tetap menyayangimu.... sebagai adik” lanjut Jong Woon.
Ha Seok menarik napas panjang dan mengembusnya perlahan,
terlihat senyum kecil mulai mengembang dibibir manisnya. “Baiklah oppa, janji
kita tetep berteman? Uhmm.. sebagai kakak-adik?” Ha Seok mengacungkan jari
kelingkingnya yang disambar manis oleh jari kelingking kecil JongWoon.
“Iya, sudah cepat sana berangkat, besok kan sudah mulai
ospek, oia btw selamat menempuh studimu, nanti sampaikan salamku pada dosen
Park ya, kau pasti akan segera bertemu dengannya, dia dosen yg cukup tenar di
Universitas Kyunghee, sanaaa, Hyera menunggumu tuh” tukas Jong woong pelan sambil
melihat kearah pintu depan klinik hewan miliknya.
“Sigh manis sekali kalian berdua aku sampai terharu
mendengarnya ahahaha, sudah ayo kita pergi Seok-ah, Ahjussi kami pamit dulu
yaa” Ujar HyeRa sambil melambaikan tangannya pada Jong woon.
Hye ra selalu memanggil Joong Woon dengan sebutan Ahjussi,
ya dikarenakan perbedaan usia kira-kira 9 tahun.
_end flashback_
NNGGGOOOOKKKNNNGGGOOOKKK
Sebuah bunyian aneh
membuyarkan lamunan Ha Seok.
“Yaaahhh mister pabo, berisik sekali
kalkson babi mu itu” teriak Ha Seok pada seorang pria imut di depannya yang
sedang duduk di atas vespa merahnya.
Sejurus kemudian vespa merah itu sudah melanglang buana di
jalan raya kota Seoul.
“kau mau diantar kemana tuan putri” tanya MinHyuk.
“Kemana saja”.
“Baiklah kita keistanamu saja, aku lapar”.
“Hei dikontrakanku tidak ada makanan”.
“Tenaangg.. Aku sudah beli indomie”.
“-____-“
***
“Aku pulanggg” sapa HyeRa sambil menutup pintu rumah (ani,
rumah kontrakan maksudnya).
“Aigooo, kau benar-benar memakai baju JungShin-ssi, yak
permulaan yang bagus, HyeRa, adeganmu bagus sekali tadi siang”.
PPLLLAAAAKKK
“hey siapa yang kau maksud beadegan? Kopi itu benar-benar
jatuh didadaku tanpa ada rekayasa, lagian siapa juga yang mau kopi hangat
tumpat didada?” teriak HyeRa kesal
“hei lalu bagaimana selanjutnya? Nanti kau tidak
mengembalikan kemeja ini dengan tangan kosong kan?” tanya Ha Seok sambil
mengusap-usap kepalanya yang dijitak HyeRa.
“Apa? Uhm... jadi maksudmu aku harus memberinya sesuatu
begitu?”
“Kau ini bodoh sekali, jelas-jelas dia sudah baik sudah
meminjamkan kemejanya pada mu, sudah semestinya kau membalasnya. Hmmm mungkin
bisa kau balas dengannn Chuuuu~” Jelas Ha Seok sambil menempelkan bibirnya pada
tembok.
“Hey yadongers, memangnya aku ini kau, maen cium-cium saja
seenaknya, ah paboyaa kalau itu terjadi bisa-bisa aku di tendang dari perusahaan
itu” ujar HyeRa.
“Aku hanya bingung mau membalas dengan apa? Ah hei Seok-ah,
bagaimana jika dia aku ajak traktir minum kopi, itung-itung bayar kopi yang ku
tumpahkan kemarin.” Lanjut Hye Ra.
“terserah kau saja lah, aku mau tidur duluu~ ada indomie di
dalam kulkas jika kau mau” Ujar Hye Ra sambil berjalan ke kamarnya.
“Heii punya uang dari mana kau untuk membeli indomie?”
“MinHyuk-ah yang beliiiii” teriak Hye Ra di balik pintu
kamarnya.
“mwo?? Minhyuk kerumah? Tumben akur” pikir Hye Ra. Ia pun
beranjak kedapur untuk memasak mie. Seharian bekerja membuat perutnya lapar.
Bahkan ia lupa kapan terakhir makan nasi. Maklum belum genap 1 bulan ia bekerja
dan belum mendapatkan gaji. Untuk biaya makan ia masih bisa mengandalkan uang
hasil kerja sebagai desainer lepas.
***
“Ini, terimakasih atas pinjamannya” Ucap Hyera pada Jungshin
yang baru saja keluar dari mobilnya. Hye Ra memang sengaja menunggunya di
pelataran parkir lantaran takut rekan kerjanya melihat.
“uhmm, apa sepulang kerja kau ada waktu luang? Enggg... aku
ingin mentraktirmu ke cafe seberang kantor, yah sebagai tanda ganti kopimu yang
kutumpahkan”.
Seketika Hye Ra merasa meyesal mengucapkan hal yang baru
saja ia ucapkan “Pabopabopabopabo Hyera, mana mau Jungshin menerima tawaranmu” batinnya.
“Baiklah” “Nanti kutunggu di lobi, okay aku masuk dulu, ayo”
ajak Jungshin.
“ah, hmmmm.... kau duluan saja, aku ingin ke toilet
sebentar”.
“ohh, okay, aku duluan” Jungshin pun masuk ke dalam gedung
tempat kantornya, memunggunggi Hye Ra yang berdiri gelisah.
Bagaimana tidak,
perasaan gugupnya hampir membuatnya mengeluarkan cairan tubuh yang berlebihan,
keringatnya membasahi rambut dan keningnya. Sejurus kemudian ia berlari
melewati tangga kecil dan masuk kedalam toilet di lantai bawah.
“Ahhhh legaaa” batinnya.
“sigh sial, saking gugupnya sampai-sampai harus menahan peep
gini” ungkapnya dalam hati sambil menyeka keringatnya.
“Okay flirting dimulai! Fighting! HAHAHAHA” ujar hyera
sambil merapihkan make up nya.
***
Tuuniiinuuniinuuutt
“Halo”
“Halo, Jungshin-ah”
Jungshin terkejut mendengar sebuah suara di seberang
telponnya. Suara yang lama tak ia dengar. Suara yang paling tidak ingin ia
dengar.
“bisa kita bertemu? Ada yang ingin kubicarakan”.
“Apa lagi? “ tanya Jungshin.
“Sebentar saja Jungss-”
“Aku sedang ker-” belum selesai Jungshin bicara, suara di
seberang telepon memotong ucapannya dengan cepat.
“kutunggu kau di cafe depan kantormu”
Tut...tut...tut...
Jungshin menghela nafas panjang. Entah apa yang ingin Eunji
bicarakan padanya. Sudah 6 bulan lebih mantan calon tunangannya itu menghilang.
Bukan tanpa alasan, keputusan
bijaknyalah yang yang membuat Jungshin galau
berkepanjangan. (ajegile galaw niyee) Cukup sulit Jungsin mencoba
bangkit dari rumitnya permasalahan yang ia hadapi. Dan kini wanita itu muncul
kembali disaat Jungshin mulai menata kehidupan barunya.
Flashback....
“Jagi-ah”
setengah berlari Jungshin menghampiri kekasihnya. Ia
mendekat dan memeluk tubuh ramping Eunji, wanitanya sejak 5 bulan yang lalu.
Eunji membalas dengan erat pelukan hangat Jungshin. Erat
sekali. Air matanya mulai jatuh.
“Maaf”
“Untuk?” tanya Jungshin sambil mencoba melepas pelukan erat
jungshin. Namun Eun Ji malah memeluknya erat. Sangat Erat. (ini lagi ngapain
sih -_-).
“Biarkan, biarkan tetap seperti ini” pinta Eunji.
“Aku senang sekali kau memelukku seperti ini, tapi
sejujurnya aku hampir kehabisan nafas hehehe, ah tidak aku bercanda, Aku sangat
senang, ahhh..” Jungshin mengencangkan pelukannya. Terdengar suara isak tangis
EunJi.
“Jagi-ah kenapa? Hei ada apa?” tanya Jungshin sambil
memegang wajah Eunji dan menghapus air matanya.
“Lee Jung Shin. Dengar aku baik-baik. Aku... aa..kuu ingin
membatalkan pertunangan kita. Aku tidak pantas untukmu. Aku jahat. Aku tidak
mencintaimu. Aku harus mengikuti kata hatiku. Aku haru”
“Tidak” lirih Jungshin.
“Ahahah HAHAHAH kau BOHONG, IYA KAU BOHONG, HEI KAU SEDANG
MABUK SHIN EUN JI??”
“Aku serius Jungshin-ah, Maafkan aku, aku tidak bisa bertunangan
denganmu. Maaf” Ujar Eunji. Air matanya sukses
membasahi wajah cantiknya.
“Ini kukembalikan” Lanjutnya sambil menyodorkan cincin
tunangannya pada Jung Shin. Jung Shin memundurkan langkah gontainya.
“Tidak, tidak, Yah, aku pasti sedang mimpi, YA BENAR LEE
JUNG SHIN INI MIMPI, INI MIMPIIIIII”
Teriak JungShin sambil berlalu meninggalkan Eunji yang masih
terperangkap dalam tangisnya. Ia berlari menuju mobilnya yang terparkir
dilapangan, ia menangis, berteriak. Bahkan ia mematahkan simcard ponselnya dan
membantingnya beserta ponselnya keluar mobil.
_flashback end_
“Ada apa?” tanya Jungshin ketus.
“ Ah, Jung Shin-ah, duduklah, aku sudah pesankan kopi
untukmu” sapa Eunji.
“Aku banyak tugas, kau ingin bicara apa?”
“Ini” Eunji enyodorkan kotak kecill berwarna merah pada
JungShin
“Maaf, aku baru bisa mengembalikannya padamu, aku ingin sekali
menjelaskan padamu apa yang sebenarnya terjadi, tapi nomormu tidak bisa
dihubungi” ujar EunJi
“Awalnya aku senang kau mulai membenciku, karna hal itu
membuatku bisa meninggalkanmu dengan tenang, Lee Jung Shin, aku tidak ingin kau
membenciku lagi, alasanku adalah”
“Sudahlah aku sudah” sergah Jungshin, namun belum selesai ia
bicara, Eun Ji melanjutkan lagi perkataannya
“orangtuaku sudah menjodohkanku dengan seoran lelaki, ia
baik, sangat baik sekali terhadapku, ia sangat sabar menghadapiku, tapi apa
yang kulakukan, a..aku malah berselingkuh denganmu, kuakui awalnya hanya untuk
main-main, tapi hal itu terlalu manis untuk dipermainkan, jujur aku mulai jatuh
cinta padamu, namun aku tidak ingin semakin mencintaimu karena aku sadar ada
pria yang jauh lebih baik darimu yang sedang menungguku, maafkan aku telah
menyakitimu, maaf. dan ada satu hal yang sudah aku tahu, hal yang kau coba sembunyikan dariku, ya aku tahu bahwa
Ibumu tidak merestui hubungan kita, karena aku 2 tahun lebih tua darimu,
Ma..maaf maafkan aku”
Air mata Eunji mulai mengalir. Ia tahu sangat sulit
mengatakan hal ini, namun harus ia katakan.
“Sudahlah, sudah 6 bulan berlalu, aku mengaku salah,
harusnya aku mendengarkan penjelasanmu, mengenai Ibuku, ya itu benar” ujar
JungShin.
“Aku tidak ingin kau membenciku JungShin-ah, aku ingin tetap
berhubungan baik denganmu”.
“baiklah, mungkin kita memang lebih cocok untuk berteman”
ucap Jungshin lirih.
“terimakasih Jungsin-ah, aku juga ingin menyampaikan
sesuatu, hmm... 3 bulan lagi aku akan menikah, aku ingin mengundangmu juga, kau
pasti datangkan?” tanya Eunji.
“Ya aku pasti datang”
‘Entahlah aku bisa datang atau tidak, apa aku siap
melihatnya menikah dengan lelaki lain, lelaki itu seharusnya aku’ ucap Jungshin
dalam hati.
***
“engg.. kemana dia? Katanya mau menungguku di Lobby” tukas
Hye Ra sambil menghempaskan tubuhnya ke sofa lobby.
Hye Ra menoleh kearah jam tangannya. Jam menunjukkan pukul
17.00 KST.
“Oke aku tunggu” batinnya.
15 menit, 30 menit, 45 menit
“Kemana diaa, Mungkin tidak datang, iiiiiiihhhh iihhhhh”
ucapnya kesal sambil menggigit-gigit tasnya.
Langkah gontainya membawa ia ke
Cafe depan kantornya. Mungkin segelas kopi bisa menenangkan kepala penatnya.
Hye Ra memasuki cafe itu dan duduk sambil memesan 1 cangkir
coffee latte hangat.
Terdengar alunan lagu CN Blue – Coffee Shop yang diputar di
cafe tersebut. Hye Ra melihat sekeliling interior cafe. “hmm boleh juga nih
interion disainnya” Namun pandangannya terhenti pada 1 orang yang dikenalnya.
“Hei sedang apa dia” ucapnya dalam hati.
****
“Aku harap janjimu bukan sekedar ucapan, baiklah
Jungshin-ah, aku pergi dulu, maaf telah mengganggu pekerjaanmu, sampai jumpa”
“Ah iya, sampai jumpa”
Eunji berjalan keluar cafe itu, meninggalkan Jungshin yang
masih duduk setengh tak percaya apa yag telah terjadi”.
Mata nya masih melihat kearah punggung Eunji yang mulai
menghilang.
“Sudah cukup Lee Jung Shin, bukankah kau bertekad untuk
melupakan kenangan bersamanya, baiklah! Fighting!” ucapnya dalam hati sambil
mengepalkan jarinya dan mengangkatnya keatas.
TAP
Seketika itu pandangan JungShin menangkap sesosok bayang
wanita yang dikenalnya.
“Hye Ra-ssi” ucapnya pelan.
“Astaga! Dia melihatku, Apa dia ingin menghampiriku”
batinnya. dengan cepat Hyera memalingkan wajahnya.
“Maaf aku telat”
Sesosok pria tampan duduk dihadapan Hye Ra.
“Ah tidak apa, kau sedang apa tadi?”
“Ah maaf tadi aku bertemu dengan teman lamaku, hei mana
kopiku?” tanya JungShin mengalihkan perbicaraan.
“Ah iya aku hampir lupa, hehehe sebentarr” HyeRa berpaling
menuju meja barista dan memesan pesanannya lalu membawanya kemejanya.
“Ini” Hyera menyodorkan segelas kopi hangat ke meja depan
JungShin.
Terdengar sayup-sayup Lagu TVXQ – Humanoids yang sedang
diputar di cafe itu.
“Kyaaa~ aku sangat
suka lagu ini” teriak Hye Ra yang tidak memperdulikan Jungshin yang terkejut
mendengarnya.
“cih, hei membuatku kaget saja” ucap JungShin.
“Maaf, aku hanya excited” sergah hye Ra malu.
“Yaaah selera musikmu lumayan juga hyera-ssi”
“ah benarkah? Memangnya kau suka musik seperti apa?” tanya
Hyera.
“Semuanya, aku suka semua aliran musik yang penting musik
itu selalu ngena dikupingku” jawab JungShin.
“Kau tahu, dulu aku sempat bermimpi ingin menjadi pemain
band, dan entahlah takdir membawaku jadi seperti ini”. Lanjutnya.
“Ah benarkah? Bahkan aku juga bermimpi ingin menjadi
penyanyi, dan kau tahu? Takdir mewujudkan mimpiku, ya benar aku jadi penyanyi,
penyanyi kamar mandi” Ahahahaha celoteh Hye Ra sontak membuat Jung Shin
tertawa.
Suasana menjadi cair, Hyera tidak lagi merasa canggung
terhadap atasannya itu. Ya itulah HyeRa. Dirinya memang tidak bisa menjaga
image-nya. Mereka berduapun semakin akrab, melanjutkan pembicaraan bodoh yang
tak lain adalah pernyataan-pernyataan konyol HyeRa yang malah disambut oleh
tawa JungShin.
“Apa-apan gadis ini, bodoh sekali, eh tapi lucu juga, sudah
lama aku tidak tertawa lepas seprti ini” batin Jungshin sambil menatap Hye ra
yang sedang menyeruput secangkir kopinya.
0 komentar:
Posting Komentar